"DigitalGhostt", akun anonim yang mengklaim mengantongi 4,6 juta data pribadi warga Jawa Barat disebut bukan sosok hacker biasa. DigitalGhostt diketahui telah beberapa kali membobol data dan menjualnya ke dark web.
Hal itu disampaikan oleh praktisi keamanan siber dari Cenayang ID, Fajrin. Dia menyebut DigitalGhostt bukan nama baru di dunia peretasan data. Ia bahkan menyebut, akun tersebut sudah beberapa kali terlibat dalam insiden pembobolan data, termasuk di sejumlah kementerian.
"Kalau DigitalGhostt, iya dia pelakunya. Dia melakukan data breach bukan hanya sekali. Sebelumnya juga sudah pernah membobol website salah satu kementerian," kata Fajrin saat diwawancarai, Minggu (27/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajrin menjelaskan, meskipun DigitalGhostt menggunakan identitas anonim, namun pola serangannya atau yang dikenal dalam dunia siber sebagai TTP (Tactics, Techniques, and Procedures) bisa ditelusuri.
"Manakala didefinisikan anonim agak susah, tapi kita bisa lihat track record-nya, apakah dia hanya beraksi di dalam negeri atau juga menyerang di luar negeri. Itu harus ditelusuri lebih lanjut,' ujar dia.
Menurutnya, cara kerja DigitalGhostt menunjukkan bahwa ia adalah pelaku kejahatan siber yang terstruktur dan profesional. Ia bukan peretas yang sekadar ingin mengingatkan atau memberi sinyal kepada pemerintah soal lemahnya keamanan digital.
"Kalau saya lihat, ketika dia membocorkan data, itu bukan bentuk reminder kepada masyarakat. Tapi dia lebih cenderung memang motifnya itu, analisa saya ya, monetisasi, dia jual, pure (murni) finansial," tutur Fajrin.
Diketahui, DigitalGhostt mengklaim telah menguasai data pribadi milik 4,6 juta warga Jawa Barat. Dalam unggahannya pada 10 Juli 2025 pukul 16.33 WIB, DigitalGostt akun tersebut mempertanyakan sistem pertahanan siber di Indonesia. Dia pun menyindir lemahnya pengamanan data oleh instansi pemerintah.
"Hello Indonesian people (especially the people of West Java), could your personal data be in my possession? Where is the cyber defense? Is it asleep on a pile of money?" tulisnya dalam bahasa Inggris, sebagaimana dilihat detikJabar, Minggu (27/7/2025).
Terjemahannya begini, "Halo masyarakat Indonesia (terutama masyarakat Jawa Barat), mungkinkah data pribadi Anda ada di tangan saya? Di mana pertahanan sibernya? Apakah ia tertidur di atas tumpukan uang?".
Cuitan itu disertai tangkapan layar dari sebuah forum dark web yang memuat penawaran data dengan label "4.6 million data of West Java Indonesian citizens [DATABASE]". Terlihat pula logo resmi Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah dari Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat di dalamnya, serta deskripsi data yang mencakup informasi sensitif antara lain alamat, nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), email dan pekerjaan.
(bba/yum)