Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, menggelar gala dinner dengan petinggi 7 perusahaan asing di Pendopo Kota Bandung, Jumat (18/7/2025) malam. Politikus NasDem itu mengajak mereka untuk berinvestasi di wilayahnya demi membangun Bandung menjadi kota futuristik di masa depan.
Tujuh perusahaan asing itu adalah Indonesia Real World Assets Tokenization Association atau Asosiasi Tokenisasi Aset Dunia Nyata Indonesia (IRWATA), perusahaan baterai Indonesia, Starcharge, serta Farmsent, perusahaan blockchain pertanian, aset dunia nyata dan carbon credit yang berbasis di Dubai. Kemudian perusahaan robotik dari China, Yogo, China Oriental Capital Grup, Ekta Duo hingga PT Nusantara Bumi Sangkara.
"Ini ramah tamah, karena memang salah satu hal yang paling sulit dari mengundang para investor adalah mereka merasa datang ke sini bukan buat diperas, tapi diajak kerjasama. Jadi kita memberikan ucapan selamat datang yang hangat, untuk membuat mereka merasa bahwa tidak ada di lingkungan yang berbahaya, insyaallah aman," kata Farhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farhan mengatakan, ketujuh perusahaan asing itu nantinya akan menjajaki kerjasama sejumlah proyek di Kota Bandung. Mulai dealer mobil listrik, charging station yang punya energi terbarukan secara mandiri hingga sistem pembayaran digital yang terintegrasi.
"Itu sebabnya, para pelaku usaha ini datang ke Kota Bandung melihat peluang di mana saja. Karena yang namanya mobil listri, digital teknologi, ini bisa dibawa ke tempat yang sangat luas seperti Alaska, tapi juga bisa dibangun di tempat sekecil Bandung," ungkapnya.
Namun, Farhan menyadari ada tantangan yang bakal dihadapi para pengusaha asing untuk berinvestasi di Bandung. Salah satu kendalanya yaitu memahami undang-undang dan peraturan daerah (Perda) yang menjadi koridor dalam setiap proyek investasi tersebut.
"Makanya perlu adanya IRWATA, dia harus sangat lelah menterjemahkan berbagai macam maksud, latarbelakang dari peraturan-peraturan yang ada. karena rimba belantara Perda dan undang-undang itu tidak mudah sama sekali, nah ini yang kadang-kadang membuat Ease of Doing Business atau kemudahan berbisnis (EoDB) di Indonesia, khususnya di Kota Bandung menjadi tidak semudah itu," ucap Farhan.
Ketua Umum IRWATA, M Sabdo Yusmintiarto menyatakan, Bandung bisa menjadi pionir dalam rencana pembangunan kota futuristik Indonesia. IRWATA menargetkan investasi pertama yang bisa direalisasikan dengan membangun charging station di Kota Bandung.
Kita berharap bandung jadi pionir, jadi Indonesia selama ini selalu tertinggal, tapi di dunia finance yang baru, RWA (Real World Assets -Aset Dunia Nyata-), kita ingin bandung menjadi leader system. Dari bandung akan ... Indonesia dan mudah-mudahan malam ini akan terealisasi.
"Tujuannya selain untuk investasi, tapi juga untuk mengurangi emisi di Kota Bandung. Lalu mudah-mudahan bisa membuka lapangan pekerjaan yang banyak. Karena digital talent di Bandung ini sangat banyak, dan itu perlu diberdayakan," katanya.
Sabdo bahkan memastikan investasi ini tidak menggunakan skema pembiayaan dari dana pemerintah. Rencananya, investasi itu disokong dana bagi hasil dan bisnis dari para investor, dengan target investasinya mencapai USD 500 juta atau Rp 2 triliun selama satu tahun.
"Untuk invest di blockchain aja, targetnya dari GBBC (Global Business & Blockchain Council) itu adalah USD 6,8 triliun, dan realisasinya baru sampai USD 100 miliar. Kita ingin menjadi bagian dari itu, memulainya dari Bandung dulu yang pertama di Indonesia," ungkap Sabdo.
Co-Founder Farmsent, Sim Khela, menambahkan bahwa interaksi bisnis global kini telah bergeser ke dunia digital. Perusahaan yang berbasis di Dubai ini pun memastikan bahwa Bandung menjadi tempat yang ideal dalam rencana penanaman investasinya.
"Kami telah mengunjungi begitu banyak tempat berbeda, dan Bandung benar-benar tanah paling subur bagi kami untuk menanam benih-benih ini agar anak-anak kita bisa menikmati hasil panennya," katanya.
Perwakilan perusahaan robotik asal China, Yogo Robotic, Zhao Yiren, begitu antusias untuk memulai investasi di Kota Bandung. Ia mengatakan, kehadiran industri robotik bukan untuk menggantikan peran manusia, tapi bisa berdampingan dari segala aspek kehidupan.
"Kami sedang berupaya membangun masa depan di mana manusia dan robot akan berkolaborasi. Kita akan bersama-sama menciptakan batas baru dalam pengembangan kota. Dan kami sangat senang bisa berada di Bandung hari ini, karena Bandung adalah kota yang luar biasa. Kami benar-benar siap dan sangat antusias untuk berkolaborasi dengan kalian semua dalam membentuk era baru pembangunan smart city," ucapnya.
Perusahaannya pun sudah berpengalaman dalam mengembangkan kota pintar di berbagai belahan dunia. Di antaranya di Arab Saudi dengan membangun The Line, Neom City, King Abdul Aziz International Airport, sampai Expo 2030.
"Robotika ke depan bisa mendukung berbagai sektor di Bandung. Mulai dari pendidikan, layanan kesehatan, hingga sistem transportasi. Karena itu, kami yakin banyak peluang menarik yang bisa kita jajaki bersama Pemerintah Kota Bandung untuk berkolaborasi dalam menciptakan smart city berkelanjutan di masa depan," pungkasnya.
(ral/yum)