Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) dan Taman Safari Indonesia (TSI) berkisruh. Keduanya sama-sama mengklaim sebagai manajemen sah Bandung Zoo allias Kebun Binatang Bandung. Akibatnya, obyek wisata di Jalan Tamansari, Kota Bandung, ini sempat tutup mendadak, Kamis (3/7).
Penutupan tersebut disayangkan Periset Studi Komunikasi Lingkungan Fikom Unpad Herlina Agustin mengatakan, karena memiliki dampak buruk terhadap satwa yang ada di Bandung Zoo.
"Kalau ditutup enggak ada pemasukan, gawat itu (bagi satwa)," kata Herlina membuka perbincangan dengan detikJabar, Jumat (4/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herlina menilai kisruh YMT dan TSI harus segera diselesaikan. "Waktu Kebun Binatang di posisi terpuruk, Taman Safari datang untuk membantu, karena diminta oleh PKBSI. Nah, kelihatannya ada ego sektoral antara pemilik yayasan dengan Taman Safari yang juga merasa sudah berinvestasi dan membantu kebun binatang," ujar Herlina.
"Dari ego sektoral ini ada miskomunikasi. Komunikasi nggak nyambung, akhirnya memiliki persepsi masing-masing malah jadi memburuk hubungannya antara yayasan dan Taman Safari," tambahnya.
Herlina menyebut, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan juga harus turun tangan. Namun pertemuan jangan hanya dilakukan antara Farhan dan pengelola saja, namun melibatkan pihak lain.
"Kemudian masalah lain kebun binatang terkena isu korupsi dan lahan, saran saya Wali Kota membuat pertemuan, tapi jangan mereka saja, harus ada dari akademisi dan LSM yang bergiat di bidang satwa," ungkapnya.
Herlina juga cukup menyenangkan kematian satwa di Bandung Zoo, terutama satwa yang dilindungi. Menurut Helina, BBKSDA Jabar juga harus turun tangan.
"Satwa juga ada yang mati, ini bisa kena Undang-undang No 5 Tahun 1999 yang baru saja direvisi, walau revisi itu menimbulkan perdebatan. Satwa yang mati merupakan satwa yang dilindungi seperti beruang dan kakatua, itu dilindungi, dan kalau ada kematian, BBKSDA juga harus turun tangan," jelasnya.
"Ya, harus turun tangan karena kesejahteraan satwa ada di bawah pengawasan BBKSDA," tambahnya.
Disinggung terkait pengelolaan Bandung Zoo oleh TSI, Herlina menyebut sudah lebih baik dari pada pengelola sebelumnya. "So far setelah dipegang Taman Safari itu ada kemajuan, ada perbaikan, sudah mulai rapi dan kandang diperbaiki. Kayaknya ini miskom manajemen di dalam, jadi memang," ujarnya.
Menurut Herlina, antara YMT dan TSI harus memperbaiki komunikasi, jangan sampai ada masalah baru pihak TSI melaporkan balik pihak YMT.
"Bisa jadi, karena ada beberapa satwa yang dipinjamkan dan di bawa lagi Taman Safari. Jadi kasihan sama satwa-satwanya," pungkasnya.
(wip/orb)