Penyebab Orang Balas Chat Panjang Cuma 'Oke' Saja

Kabar Internasional

Penyebab Orang Balas Chat Panjang Cuma 'Oke' Saja

Fitraya Ramadhanny - detikJabar
Selasa, 24 Jun 2025 06:30 WIB
Unrecognizable teenage boy typing text messages on his smartphone while lying on a couch at home.
Ilustrasi Whatsapp (Foto: Getty Images/miniseries)
Bandung -

Siapa yang pernah mengalami, ketika mengetik panjang, dan berharap respons yang sesuai ternyata hanya dibalas 'oke' saja ?

Apa ekspresi Anda jika mendapatkan jawaban sedemikian singkatnya, kesal, marah atau biasa saja? nah berkaitan cara membalas pesan, rupanya hal ini cukup menarik untuk dibahas dari sisi psikologi.

Dikutip detikINET dari media gaya hidup Inggris, Stylist, Senin (23/6/2025) Lauren Geall mewawancara beberapa orang memang punya kebiasaan membalas pesan di WhatsApp dll dengan cara yang buruk. Mereka disebut sebagai 'Bad Replier'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bad Replier bukan cuma perkara jawab 'Oke'. Ada juga urusan membalas chat sangat lama, atau merespons 'Maaf, baru baca' atau 'Maaf, baru sempat balas'. Jangan buru-buru menghakimi negatif ya.

Secara psikologi ternyata ada beberapa sebab seseorang menjawab pesan dengan buruk. Pertama, unconscious behaviour atau perilaku yang tidak disadari. Bisa jadi lawan bicara kita orang yang baik, ramah, terbuka dst. Namun dia punya perilaku tidak disadari begitu melakukan aktivitas menjawab pesan di aplikasi, dia menjawab dengan buruk. Meskipun maksudnya tidak begitu.

ADVERTISEMENT

Kedua, faktor social anxiety. Editor dan penulis Kayleigh Dray yang juga seorang Bad Replier, mengaku dirinya mengaku memiliki social anxiety. Dia membaca pesan di WhatsApp lalu merasakan kecemasan dan akhirnya tidak membalas atau membalas dengan cara yang buruk.

Di sisi sebaliknya, lawan bicara yang hanya diberi jawaban 'Oke' atau jawaban seadanya lainnya, bisa jadi salah paham, berprasangka buruk atau bahkan marah. Akhirnya terjadi miskomunikasi.

Cara Menjadi Good Replier

Dr Elena Touroni, pendiri My Online Therapy mengatakan kesibukan seseorang dan kewalahan menerima banyak pesan bisa memicu perasaan cemas. Perasaan yang membuat seseorang hanya ingin merespons pesan pada waktu yang dia inginkan atau dengan kata-kata yang sederhana.

Lantas bagaimana cara menjadi Good Replier? Dr Touroni mengatakan yang pertama mencari motivasi untuk terkoneksi dengan orang lain. Semua orang punya niat baik dan ingat selalu pada niat baik ketika berkomunikasi dengan orang lain.

Yang kedua, memahami bahwa merasa cemas itu adalah wajar. Tidak semua orang sanggup menghadapi banyak komunikasi di aplikasi perpesanan dalam satu waktu. Inilah yang disebut sebagai perilaku digital atau digital behaviour.

Ke depannya, berhentilah meminta maaf setiap membalas pesan. Mulailah menjawab pesan dengan motivasi dan niat baik yang lebih, sehingga Anda bisa menuangkan lebih banyak kata daripada sebatas 'Oke'.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(fay/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads