Nahas Pemuda Cimahi Dilempari Batu Sekelompok Remaja hingga Kepala Retak

Nahas Pemuda Cimahi Dilempari Batu Sekelompok Remaja hingga Kepala Retak

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 10 Jun 2025 14:21 WIB
Korban pelemparan batu oleh sekelompok remaja cimahi jalani perawatan
Korban pelemparan batu oleh sekelompok remaja cimahi jalani perawatan (Foto: Istimewa).
Cimahi -

Mochamad Racka Rivaldy (19), harus terbaring di ranjang rumahnya usai menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sekelompok remaja di Jalan Kamarung, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Peristiwa nahas itu dialami Racka pada 11 Mei 2025 lalu. Menurut Irma Yuni (34), ibu korban, saat itu anaknya sedang dalam perjalanan bermain dengan beberapa orang temannya. Di lokasi kejadian, tiba-tiba ada sekelompok remaja yang menghadang lalu melempari mereka dengan batu.

Hujan lemparan batu tersebut menghantam kepala Racka. Darah mengucur deras dari bagian kepala, ia sempat tak sadarkan diri. Teman-temannya membawa Racka dalam kondisi terluka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak saya jadi korban penyerangan, dilemparin batu sampai kepalanya berdarah dan terluka parah," kata Irma saat dikonfirmasi, Selasa (10/6/2025).

Di rumah temannya, Racka tiba-tiba kejang dan darah keluar dari bagian mulutnya. Teman-teman korban lalu membawa Racka ke klinik terdekat namun kondisinya yang cukup parah membuat korban mesti dirujuk ke rumah sakit lebih besar.

ADVERTISEMENT

"Jadi langsung dibawa ke RS Mitra Kasih. Setelah dilakukan CT Scan, ternyata ada bagian tengkorak kepala bagian depan anak saya itu retak, nah retakannya menusuk ke otak. Jadi waktu itu harus segera dioperasi, kalau enggak akan terus kejang-kejang," kata Irma.

Berbekal kekhawatiran akan kondisi anaknya, Irma lalu mengiyakan. Racka kemudian dioperasi beberapa hari kemudian. Apesnya, biaya operasi tak ditanggung BPJS.

"Jadi biayanya mahal, tapi enggak ditanggung BPJS karena anak saya korban kriminal. Jadi harus ditanggung dengan umum. Anak saya harus dua kali operasi, operasi kedua sekitar 2 bulan lagi," kata Irma.

Usai operasi pertama, anaknya masih belum bisa banyak bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur. Korban masih sering merasa pusing bahkan kalau cuma berbicara.

"Aktivitas di rumah ya paling makan, sudah bisa sendiri. Kalau ke sekolah atau bepergian jauh belum bisa, pergi juga cuma buat kontrol lalu terapi. Buat pemeriksaan polisi juga suka pusing," kata Irma.

Ia akhirnya melaporkan peristiwa penyerangan yang menyebabkan anaknya cedera parah itu ke polisi. Ia menuntut agar pihak pelaku bertanggungjawab atas perbuatannya.

"Sudah laporan ke Polres Cimahi, cuma sampai sekarang informasinya masih penyelidikan. Saya minta pelaku yang membuat anak saya jadi seperti ini dihukum setimpal atai tanggungjawab," ujar Irma.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Cimahi, Iptu Gofur Supangkat mengatakan pihaknya sudah menerima informasi kejadian tersebut. Saat ini anggota Satreskrim Polres Cimahi dan Unit Reskrim Polsek Cimahi sedang melakukan penyelidikan.

"Korban sudah membuat laporan, saat ini kami sedang melakukan penyelidikan," kata Gofur.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads