Jabar Hari Ini: Pria Cianjur Babak Belur Usai Jadi Korban Salah Tangkap

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 09 Jun 2025 22:00 WIB
Ilustrasi penangkapan (Foto: Getty Images/iStockphoto/uzhursky).
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (9/5/2025). Dari mulai pria Cianjur dianiaya polisi akibat salah tangkap hingga viral sopir ekspedisi todong pistol ke pengendara mobil di Tol Cipularang.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Pria di Cianjur Jadi Korban Salah Tangkap

Nyanyang Suherli (45), penjual biji kopi asal Desa Jamali, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur diduga jadi korban salah tangkap. Bahkan Nyanyang diduga dianiaya hingga wajah dan tubuhnya babak belur.
Dugaan salah tangkap dan penganiayaan itu mencuat setelah Nyanyang mengunggah cerita kejadian tersebut di akun media sosial pribadi miliknya.

Dalam video berdurasi 1.17 menit yang viral di media sosial itu, Nyanyang meminta bantuan kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi agar dibantu lantaran dirinya menjadi korban kekerasan anggota polisi dan salah tangkap.

"Pak Dedi (Gubernur Jabar) tulungan abdi yeuh.Abdi korban kekerasan anggota polisi, salah tangkap. Tulungan abdi awak asa pasiksak, bengeut rusak. (Pak Dedi tolong saya ini, saya korban kekerasan anggota polisi, salah tangkap. Tolong saya, badan rusak wajah rusak)," ucap dia dalam unggahannya sebagaimana dilihat detikJabar hari ini.

Nyanyang Suherli, mengungkapkan jika peristiwa itu terjadi pada 2 Juni 2025 lalu ketika dirinya hendak pergi ke daerah Lampegan Cianjur untuk mengambil stok biji kopi jualannya.

"Saya sehari-hari jualan, kebetulan ada pesanan biji kopi. Karena di rumah habis, saya mau ambil stok di gudang di daerah Lampegan," ujar dia saat dihubungi detikJabar melalui telepon seluler.

Dia pun meminta temannya untuk mengantar ke gudang kopi lantaran tidak memiliki kendaraan pribadi. "Kebetulan sebelumnya teman saya sekampung chat saya. Sekalian saya ngojek ke dia, minta antar ke gudang," kata dia.

Tetapi saat di sekitaran Bojong Kecamatan Karangtengah, dirinya tiba-tiba disergap beberapa orang pria. Mengira jika orang-orang tersebut adalah begal, Nyanyang pun memberontak.

"Saya sedang main HP saat motor tersebut maju. Tiba-tiba ada yang menyergap dan memegangi saya. Dikira begal, karena kan posisinya malam hari. Saya berontak, berusaha melepaskan diri. Soalnya ada yang memegangi saya," kata dia.

Saat memberontak itu, lanjut dia, diduga salah seorang pria yang menyergapnya terkena sikut atau lengannya. Sehingga dirinya pun dianiaya sambil dimasukkan ke dalam mobil.

"Katanya ada yang terkena sikut. Tapi kan itu tidak sengaja, soalnya saya tidak tahu kenapa saya disergap dan diamankan. Saya langsung dianiaya saat di mobil dan di perjalanan," kata dia.

Bahkan, dia mengaku sempat mendapatkan ancaman dari pria yang mengaku anggota polisi tersebut.

"Ada yang memberikan ancaman, saya jadi makin takut. Posisinya tidak tahu saya kenapa ditangkap dan mau dibawa ke kantor polisi," kata dia.

Bahkan, Nyanyang mengaku aksi kekerasan oknum polisi itu berlanjut saat tiba di Mapolres Cianjur. Dirinya dianiaya beberapa oknum polisi, meskipun sudah meminta ampun dan menanyakan kesalahannya.

"Saya dengan teman saya dibawa ke Polres Cianjur. Di sana saya kembali dianiaya. Saya sudah meminta ampun, meskipun masih bingung kenapa saya ditangkap dan dianiaya," kata dia.

Esok paginya, Nyanyang pun hendak dilepaskan lantaran terungkap jika teman yang mengantarkannya ke gudang merupakan target operasi dari polisi.

"Ternyata teman saya DPO. Katanya penadah barang curian, tapi tidak tahu kasus pastinya apa. Tapi saya juga jadi ikut terseret dan mendapatkan penganiayaan. Malah saat hendak pulang saya tetap disalahkan, katanya saya melawan petugas. Padahal itu kan reflek, karena saya takut dan tidak tahu apa salah saya," kata dia.

Dia menuturkan lantaran luka yang dideritanya, Nyanyang tidak langsung dipulangkan dan menginap selama tiga hari di Mapolres Cianjur.

"Saya sempat diobati seadanya, karena kan wajah memar habis dipukuli. Tapi selama menginap itu ada juga yang baik, ngasih saya makan dan nanyain keadaan seperti pak Kanitnya dan penyidiknya. Kalau yang menganiaya saya ada sekitar enam orang yang saya ingat," kata dia.

Dia pun akhirnya dipulangkan pada Kamis (5/6). Salah seorang anggota pun memberikan uang Rp 100 ribu untuk ongkos pulang.

"Saat dipulangkan dikasih Rp 100 ribu untuk ongkos katanya. Saya pulang sendiri. Itu juga tidak langsung ke rumah, karena takut orang tua saya syok lihat wajah masih lebam, jadi saya menginap di teman," kata dia.

Dia menjelaskan, akibat dugaan salah tangkap dan penganiayaan oleh oknum polisi tersebut, dirinya mengalami luka lebam di wajah dan badan. Selain itu beberapa giginya patah.

"Yang parah itu di bagian kepala, mata lebam dua duanya. Gigi juga ada yang patah. Kalau dada sampai sekarang masih nyeri," kata dia.

Dirinya berharap para oknum polisi tersebut ditindak sehingga tak terjadi hak serupa. "Saya berharap tidak kejadian lagi ke orang lain," tegasnya.

Kapolres Cianjur AKBP Rohman Yonky Dilatha, mengatakan pihaknya membenarkan adanya tindakan dari personilnya yang tidak sesuai prosedur tersebut.

Yonky pun memohon maaf dan akan menindak personelnya tersebut sesuai dengan aturan yang ada.

"Memang benar tindakan di luar prosedur itu terjadi. Kami memohon maaf pada masyarakat atas ketidaknyamanan ini. Saya pastikan tidak ada yang ditutup-tutupi, dan akan menindak tegas petugas yang tidak sesuai prosedur. Sekarang sudah diproses oleh Propam," kata dia.

Bus Serempet Rumah dan Tabrak Pohon di Sukabumi, Sopir Tewas!

Sebuah bus jurusan Palabuhanratu-Bogor mengalami kecelakaan tunggal saat sedang ngetem di Jalan Nasional III, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Bus mendadak melaju sendiri dan sang sopir yang mencoba menahannya justru terluka.

Peristiwa itu terjadi dini hari tadi, pukul 01.00 WIB. Saat itu, bus berhenti di pinggir jalan dengan posisi mesin masih menyala.

Namun, kendaraan mendadak bergerak sendiri, menyenggol bangunan rumah warga, menabrak pohon, dan menyebabkan kerusakan pada trotoar.

Sopir bus mengalami luka di tangan dan kaki. Sang sopir kini tengah menjalani perawatan di RSUD Palabuhanratu.

Pantauan detikJabar di lokasi, terlihat pecahan kaca besar dari bagian bus berserakan di trotoar. Salah satu pecahan memuat tempelan tarif trayek bus jurusan Palabuhanratu-Bogor, lengkap dengan daftar harga dan rute pemberhentian.

Kaca terlihat retak parah, menandakan kerasnya benturan saat insiden terjadi.

Bangunan yang berada tepat di pinggir jalan juga tampak rusak berat. Atapnya ambrol, genteng dan kayu penyangga berantakan, serta puing-puing bata berserakan di depan pagar berwarna hijau.

Bangunan itu tampak miring dan sebagian struktur depannya nyaris roboh.

Trotoar di sekitar lokasi pun rusak, penuh dengan serpihan kaca dan reruntuhan. Sebuah pohon besar dekat bangunan terlihat condong ke jalan, diduga menjadi titik awal benturan sebelum bus menghantam rumah.

Kepala Depo MGI Palabuhanratu, Gilang membantah, dugaan awal bahwa kecelakaan disebabkan rem blong.

"Bukan rem blong, posisinya kan sopir dan kondektur sudah turun dari bus," ujar Gilang saat dikonfirmasi detikJabar.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi, Ipda Wangsit menyampaikan, kronologi resmi berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara.

"Kecelakaan lalu lintas tersebut bermula ketika kendaraan Hino Bus dengan nomor polisi F 7524 QA yang dikemudikan Sdr. Sukanta sedang ngetem atau berhenti dalam keadaan mesin menyala," kata Wangsit.

Ia menjelaskan bahwa kendaraan hanya diganjal menggunakan batu sebagai penahan.

"Bus tersebut kemudian diganjal menggunakan batu, lalu pengemudi turun dari kendaraan," lanjutnya.

Namun nahas, tak lama setelah pengemudi turun, bus justru meluncur sendiri ke arah kanan jalan.

"Kendaraan melaju sendiri dan menabrak pohon yang berada di sebelah kanan jalan," tambah dia.

Simak Video "Video Polisi Gerebek Tambang Ilegal di Lereng Merapi, Rugikan Negara Rp 3 T"


(wip/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork