Publik di Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini sedang ramai dengan perbincangan anggaran tablet layar sentuh untuk anggota DPRD. Masalahnya, dana yang disiapkan begitu fantastis yang nyaris menyentuh angka Rp 1 miliar.
Tak ayal, rencana ini pun tak luput dari kecaman. Lantas, bagaimana kronologinya? Berikut ini rangkuman sederet faktanya:
Direncanakan Jauh-jauh Hari
Ketua DPRD KBB, Muhammad Mahdi berdalih kalau pengadaan tablet untuk ia dan rekan kerjanya itu sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari, sebelum adanya Instruksi Presiden (Inpres) tentang Efisiensi Belanja Dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.
"Jadi itu perencanaannya sudah lama, sebelum saya jadi anggota dewan. Sekitar tahun 2024 sudah direncanakan (pengadaan tablet)," kata Mahdi saat dikonfirmasi, Kamis (5/6/2025).
50 Tablet untuk Memfasilitas Kerja Anggota DPRD KBB
Ada 50 tablet yang bakal dibeli demi memfasilitasi kerja wakil rakyat. Saat ini proses lelang sedang dilaksanakan dengan spesifikasi yang diklaim bakal menunjang kebutuhan para anggota dewan.
"Sekarang masih tahap lelang, untuk pagunya itu sekitar Rp900 juta sampai Rp1 miliar," kata Mahdi.
Per Anggota Bisa Dapat Tablet Seharga Rp 20 Juta
Asumsinya, tablet yang akan dibeli buat dipakai para anggot dewan itu berkisar antara Rp15 juta sampai Rp20 juta per unitnya. Mahdi menyebut, ia menyerahkan sepenuhnya mengenai merek dan spesifikasi pada pemenang lelang.
"Untuk mereknya apa saja, yang penting fungsinya. Utamanya punya memori besar untuk menyimpan data, terus chipset terbaru supaya nggak lemot. Perkiraan kita satu unitnya Rp17 juta," kata Mahdi.
Klaim Bisa Kurangi Biaya Fotocopy Berkas
Mahdi mengatakan, pengadaan tablet tersebut bisa mengurangi biaya fotokopi berkas yang menjadi produk dari anggota DPRD KBB setiap harinya. Anggaran fotokopi per tahun bisa menyentuh Rp50 jutaan.
"Cuma buat fotokopi saja bisa sampai Rp50 jutaan, jadi mending kita belikan tablet saja," kata Mahdi.
Urgensi Pengadaan Dipertanyakan
Pengamat politik dan pemerintahan Unjani Cimahi, Arlan Siddha mempertanyakan urgensi di balik pengadaan tablet tersebut. Padahal sebetulnya, kinerja anggota dewan sudah ter-cover oleh gawai canggih dan mahal yang dimiliki masing-masing wakil rakyat itu.
"Menarik sebetulnya, karena dalam hal ini kita lihat apa urgensinya? Apakah sangat mendesak sehingga harus memiliki tablet baru? Saya pikir dewan sudah punya smartphone canggih, nah ini yang kemudian jadi pertimbangan," kata Arlan saat dikonfirmasi.
Simak Video "Video: Kata Hengky Kurniawan soal Usulan Ganti Nama Bandung Barat "
(ral/mso)