Hukuman Pelajar Langgar Jam Malam di Jabar: SP 1 hingga Masuk Barak!

Hukuman Pelajar Langgar Jam Malam di Jabar: SP 1 hingga Masuk Barak!

Hakim Ghani, Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 04 Jun 2025 18:30 WIB
Ilustrasi siswa sma
Desandi Ilustrasi (Foto: Getty Images/Rani Nurlaela)
Bandung -

Penerapan jam malam bagi pelajar di Jawa Barat resmi diterapkan sejak Senin, 2 Juni 2025. Gubernur Jabar Dedi Mulyadi ingin semua pelajar mentaati aturan jam malam tersebut. Bahkan sanksi disiplin disiapkan bagi mereka yang melanggar.

Seperti diketahui, aturan jam malam bagi pelajar di Jabar tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 51/PA.03/DISDIK. Dalam SE itu, pelajar tidak diperbolehkan melakukan aktivitas di luar rumah mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB.

Namun ada pengecualian terhadap keadaan tertentu seperti mengikuti kegiatan resmi sekolah atau lembaga pendidikan, aktivitas keagamaan yang diketahui orang tua, sedang bersama orang tua/wali, atau dalam kondisi darurat dan bencana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak diberlakukan, personel gabungan di beberapa daerah mulai melakukan patroli terhadap pelajar yang masih beraktivitas di luar rumah.

Dedi mengatakan, nantinya hasil dari patroli malam yang dilakukan di sejumlah daerah di Jabar akan dilaporkan dan datanya dimasukkan ke dalam sistem. Dengan begitu, pemerintah bisa memantau pelajar yang masih beraktivitas di malam hari.

ADVERTISEMENT

"Laporan dari polisi, dari Babinsa, laporan dari Kepala Desa, RT, RW, nanti masuk ke sistem aplikasi kita. Sehingga nanti di peta data, di Dinas Pendidikan Provinsi sudah terbaca setiap hari," kata Dedi, Rabu (4/6/2025).

"Ada berapa anak yang bolos, ada berapa anak yang sakit. Ada berapa anak yang malamnya itu begadang. Itu nanti ada petanya," lanjutnya.

Bagi pelajar yang kedapatan masih berada di luar rumah pada jam yang telah diatur nantinya akan diberi sanksi bertahap. Dedi menyebut akan ada surat peringatan (SP) dari pihak sekolah.

"Ada SP 1 nanti dari kepala sekolahnya," ujarnya.

Namun bagi mereka yang sudah berkali-kali melanggar, Dedi dengan tegas menyebut akan ada sanksi disiplin yakni memasukkan pelajar ke barak militer untuk mengikuti pendidikan karakter.

"Pembinaan, masuknya di Barak," tutup Dedi.

20 Pelajar Garut Dikirim ke Barak

Sementara itu, sebanyak 20 orang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat asal Garut dipersiapkan untuk masuk barak militer karena kenakalannya. Ada tukang tawuran, hingga pelajar yang mengkonsumsi 'pil setan'.

Kabar segera diberangkatkannya 20 orang pelajar Garut menuju barak militer dibenarkan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Garut, Nurrodin.

"Saat ini sedang dipersiapkan kembali untuk angkatan kedua sebanyak 20 orang. Untuk waktu keberangkatan dan lain sebagainya bisa berkoordinasi dengan KCD Pendidikan," kata Nurrodin kepada wartawan.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XI Garut, Aang Karyana menyebut, sejauh ini sudah ada 7 orang pelajar yang sudah diberangkatkan ke barak militer untuk dididik. Mereka tergabung ke dalam 270 pelajar angkatan perdana yang dididik di barak militer Bandung belum lama ini.

"Setelah yang 7 selesai, nanti akan ada angkatan kedua. Berdasarkan penaksiran kami, Garut mungkin akan kebagian kuota pengiriman hingga 20 orang," ucap Aang kepada detikJabar, Rabu siang.

Aang menjelaskan, 27 pelajar yang sudah dan akan masuk barak militer untuk dibina ini, merupakan para pelajar yang berperilaku khusus. Aang mengklasifikasikan perilaku para pelajar ke dalam tiga kategori.

"Ada merah, kuning dan hijau. Merah yang kenalakan seperti tawuran, mabuk, asusila. Kemudian yang hijau mungkin seperti yang hanya bolos sekolah saja," ucap Aang.

Di antara 27 pelajar yang sudah dan akan masuk ke barak militer ini, mayoritas merupakan para pelajar dengan kategori merah. Beberapa di antaranya, kata Aang, adalah pelajar yang doyan mabuk.

"Ada yang minum... mabuk. Terus terindikasi mengkonsumsi pil. Ada yang tawuran," ucap Aang.

Barak Militer Ramai Peminat

Di sisi lain, kata Aang, meskipun pihaknya memprioritaskan para pelajar yang berkategori merah untuk dibina di barak militer, tapi faktanya, program ini ramai peminat.

Aang menjelaskan, bahwa banyak pelajar yang tidak terklasifikasikan sebagai pelajar nakal, yang malah mendaftar dan mengajukan diri untuk masuk ke barak militer.

"Misalnya mereka yang aktif berorganisasi, seperti Osis, Pramuka ada juga yang mau ikut," ucap Aang.

Menurut Aang, hal tersebut dianggap karena pendidikan di barak militer yang disebutnya menyenangkan. Meskipun dibina oleh tentara, para pelajar yang sudah ikut program juga mengaku senang mengikutinya, karena ada beragam hal yang menarik.

"Misalnya kemarin kan ada Irfan Hakim dan Raffi Ahmad, mungkin itu yang dianggap menarik," katanya.

"Kalau pelajar yang tidak terkategorikan nakal tapi mendaftar mungkin karena mereka punya cita-cita untuk menjadi abdi negara. Beberapa alumni barak militer juga ketika keluar dari sana mengaku bercita-cita menjadi tentara," pungkas Aang.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ekspresi Para Pelajar saat Jam Malam di Bandung Mulai Diberlakukan"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads