Demo Ojol di Purwakarta, Dorong Motor hingga Matikan Aplikasi

Demo Ojol di Purwakarta, Dorong Motor hingga Matikan Aplikasi

Dian Firmansyah - detikJabar
Selasa, 20 Mei 2025 12:11 WIB
Demo ojol di Purwakarta.
Demo ojol di Purwakarta. Foto: Dian Firmansyah
Purwakarta -

Massa ojek online (ojol) berunjuk rasa di kantor Bupati Purwakarta, Selasa (20/5/2025). Mereka melakukan aksi dorong motor dari Patung Egrang hingga kantor Bupati Purwakarta.

Aksi jalan kaki sambil mendorong motor dilakukan sebagai simbol perlawanan kepada aplikator penyedia layanan ojek online. Sebab, mereka menilai banyak ketidakjelasan dan diskriminasi terhadap ojol. Sebelumnya, massa ojol sempat konvoi dengan titik awal di Sadang hingga perkotaan Purwakarta.

Menurut Koordinator aksi Imam Sahrul, unjuk rasa dilakukan massa ojol di Purwakarta dan serentak dia sejumlah daerah di Indonesia dengan tuntutan yang sama, yakni meminta legalitas atau payung hukum yang tertuang dalam undang-undang terkait angkutan ojek online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intinya rekan-rekan ojol di Purwakarta tuntutan hari ini ingin kejelasan, payung hukum legalitas ojol, karena motor nggak jelas status hukumnya. Transportasi juga kita belum ada peraturan perundangan-undangannya," ujar Imam Sahrul disela-sela aksinya, Selasa (20/05/2025).

Imam menyebutkan, adanya kebijakan sepihak yang dilakukan oleh aplikator, sehingga aplikator dapat mengatur dan memutuskan segala kebijakan yang ada tanpa campur tangan pemerintah. "Yang kita sayangkan kenapa tarif bisa diatur secara peraturan, tapi kenapa kejelasan untuk pengangkutannya itu belum ada, ada ketimpangan peraturan," katanya.

ADVERTISEMENT

Massa ojol menginginkan pemerintah ikut andil dalam menyejahterakan, baik dalam penarifan, pengangkut, hingga bonus. Sehingga, perbedaan pendapatan antar-ojol tak terjadi. Adanya selisih pendapatan ini, lanjut dia, bisa memicu konflik di lapangan.

"Selain itu kita memohon memfasilitasi pihak pemerintah kita duduk bareng dengan aplikator karena saya yakin ada yang pemerintah tidak tahu, mereka tahu kita dapat pekerjaan, padahal dalam pekerjaan itu banyak diskriminasi yang katanya mitra sebenarnya bukan mitra, karena keputusan ada di aplikator. kalau ada kopdar itu cuma pemberitahuan bukan mengajak duduk bareng gimana solusinya," Pungkasnya.

Selain aksi unjuk rasa, para driver mematikan aplikasi selama 24 jam. Diharapkan ada perbaikan sistem demi kesejahteraan para driver ojol.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads