Fakta Terbaru Ledakan Maut di Garut yang Tewaskan 13 Orang

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 15 Mei 2025 09:30 WIB
Ilustrasi ledakan amunisi. (Foto: Ilustrasi menggunakan Gemini AI)
Jakarta -

Pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Cibalong, Kabupaten Garut berujung tragedi. Tiga belas orang tewas dalam peristiwa itu, 4 merupakan anggota TNI AD dan 9 lainnya adalah warga sipil.

Berikut fakta-fakta terbaru insiden maut di Garut:

1. Warga Trauma

Setelah kejadian tersebut, warga trauma dan berharap tidak ada lagi aktivitas peledakan amunisi di sana. Hal tersebut diungkap Kepala Desa Sagara Alit Saripudin saat diwawancarai wartawan, Rabu (14/5/2025). Menurut Alit, ada sejumlah hal yang diharapkan masyarakatnya pasca kejadian tersebut.

Pertama, warga berharap agar tidak ada lagi aktivitas peledakan amunisi afkir di lokasi tersebut. "Tolong tutup selamanya aktivitas peledakan di area tersebut," ujar Alit.

2. Banyak Warga Bermukim di Sekitar Lokasi

Alit menjelaskan, hal tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, saat ini, sudah banyak masyarakat yang bermukim di dekat lokasi peledakan, tidak seperti dulu. Menurut Alit, warga merasa khawatir akan keselamatannya, jika aktivitas peledakan amunisi afkir atau kedaluwarsa terus dilaksanakan di lokasi tersebut.

3. Hak Korban dan Rehabilitasi Lingkungan

Kemudian yang kedua, masyarakat berharap agar para keluarga korban diberikan hak-haknya oleh pemerintah. Termasuk jaminan pendidikan untuk anak-anak yang ditinggalkan.

Terkait hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi berjanji akan memberikan uang untuk pemulasaraan kepada keluarga korban sebesar Rp 50 juta. Kemudian Dedi juga berjanji akan menanggung biaya hidup dan pendidikan para anak korban yang belum menikah.

Selain itu, masyarakat juga berharap dilakukan rehabilitasi lingkungan di kawasan peledakan amunisi, yang saat ini dinilai dalam keadaan rusak.

"Statusnya kan kawasan BKSDA. Tolong kembalikan fungsinya," pungkas Alit.

4. Duka Keluarga Korban

Kepergian para korban, menjadi duka yang mendalam bagi keluarga masing-masing, Uus Sutiana (35), sepupu Dadang Iis mengaku sangat terpukul dengan kepergian sang paman.

"Sangat tidak menyangka, karena beberapa waktu sebelumnya saya intens berkomunikasi dengan beliau. Beliau ini orangnya baik, dan berjiwa sosial tinggi," ucap Uus kepada detikJabar.

5. Tangisan Istri

Di pinggiran Kecamatan Pameungpeuk, Wanti tidak henti-hentinya menangis kala mengetahui suaminya, Anwar Munawar meninggal dunia dalam insiden tersebut. Sejak Senin siang, selepas kejadian, Wanti setia menanti sang suami di RSUD Pameungpeuk.

Saat proses jenazah disalatkan di masjid kampung halaman, Wanti terlihat diapit oleh kerabatnya. Tidak henti ibu tiga anak ini menangis, meratapi kepergian sang suami.

"Orangnya baik, usianya jauh dengan saya. Masih sangat muda. Makanya ini banyak sekali yang mengantar ke pemakaman," ucap Abah Asep, salah seorang petua Kampung Tegalgede, Desa Jatimulya, Pameungpeuk, tempat Anwar dimakamkan.




(bba/orb)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork