Menjelang 100 Hari Kerja, Viman-Diky Dihadang Kritik Mahasiswa

Menjelang 100 Hari Kerja, Viman-Diky Dihadang Kritik Mahasiswa

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 02 Mei 2025 19:56 WIB
Suasana diskusi aktivis mahasiswa dan Wali Kota Tasikmalaya di lapangan Balai Kota.
Suasana diskusi aktivis mahasiswa dan Wali Kota Tasikmalaya di lapangan Balai Kota. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Puluhan aktivis mahasiswa melakukan audiensi dengan jajaran Pemkot Tasikmalaya, Jumat (2/5/2025) petang.

Diskusi atau tanya jawab yang membahas seputar evaluasi kinerja pemerintahan Viman - Diky, dihelat sambil lesehan di lapangan upacara Balai Kota Tasikmalaya.

Kedatangan aktivis mahasiswa dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) ini, diterima langsung oleh Wali Kota Viman Alfarizi, Wakil Wali Kota Diky Candra serta sejumlah kepala dinas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi ini mendapat pengawalan dari polisi yang dipimpin langsung Kapolres Tasikmalaya AKBP Faruk Rozi.

Sejumlah isu dikemukakan oleh para aktivis, sehingga kegiatan yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB ini berlangsung hingga lepas adzan Magrib, lebih dari pukul 18.00 WIB.

ADVERTISEMENT

Beberapa isu yang dipertanyakan diantaranya soal 2 pool PO bus yang berubah menjadi terminal bayangan. Padahal hal ini melanggar aturan dan berimbas pada sepinya terminal bus Tasikmalaya.

Selain itu mengemuka pula soal persampahan, kerusakan infrastruktur publik, hingga masalah tata kelola birokrasi.

Yang menarik, diskusi dinilai relatif kurang dinamis. Karena isu yang dipertanyakan direspons jajaran pemerintah dengan jawaban normatif, atau tidak menukik kepada solusi.

"Jadi kalau kami dari PC PMII Kota Tasikmalaya, kalau kita melihat jargon Pak Viman, katanya Tasik terkoneksi tanpa spasi, bagi kami jargon itu menjadi Tasik terkoneksi tanpa solusi," kata Adrian pengurus PMII Kota Tasikmalaya.

Suasana diskusi aktivis mahasiswa dan Wali Kota Tasikmalaya di lapangan Balai Kota.Suasana diskusi aktivis mahasiswa dan Wali Kota Tasikmalaya di lapangan Balai Kota. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Tudingan itu dia lontarkan didasarkan kepada banyaknya persoalan yang belum bisa diselesaikan oleh duet kepemimpinan Viman-Diky.

"Kenapa kita menyebut itu, karena kami banyak membahas persoalan-persoalan yang sangat mendasar. Namun Pak Viman dan Pak Diky tidak mau untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, padahal ini sudah menjelang 100 hari kerja mereka," kata Adrian.

Adrian menegaskan salah satu isu yang mereka suarakan adalah soal 2 pool bus yang berubah menjadi terminal bayangan, sehingga memberi dampak negatif. Mulai dari terminal sepi hingga gangguan kelancaran arus lalu lintas di lokasi pool bus tersebut.

"Contohnya sudah jelas bahwa pool bus Budiman dan Primajasa itu tidak bisa menaikkan dan menurunkan penumpang. Kita tadi mendesak Pak Viman untuk menghentikan operasional 2 pool tersebut, tapi dia tidak mau dan tidak bisa. Nah itu kan jadi pertanyaan publik," kata Adrian.

Dia menambahkan dilihat dari banyak aspek, pool bus yang berubah menjadi terminal bayangan jelas melanggar dan perlu penertiban.

"Ketika bicara hukum, bicara keadilan, bicara peraturan seharusnya itu menjadi nomor satu, jadi prioritas. Tapi bagi Pak Viman untuk urusan pool bus saja itu nomor berapa," kata Adrian.

Setali tiga uang dengan PMII, aktivis HMI pun mengkritisi kinerja pemerintahan Viman-Diky.

"Dari diskusi lebih dari 3 jam ini, kita dari HMI rasanya belum ada titik temu, bagaimana tuntutan yang kita bawa, tidak ada hasil, solusiyang memuaskan. Rasanya menjelang 100 hari kerja ini, dari kami HMI kinerja mereka nol besar," kata pengurus HMI Kota Tasikmalaya, Ahmad Riza Hidayat.

Riza menjelaskan salah satu isu yang mereka soroti adalah soal pengentasan kemiskinan yang mereka nilai belum ada aksi nyata.

"Pengentasan kemiskinan, dimana angka kemiskinan Kota Tasik yang masih 11 persen, memang agenda ini tercantum dalm RPJMD, tapi sejauh ini kami tak melihat Pak Viman membuat arah kebijakan untuk pengentasan kemiskinan. Ketika tadi kami pertanyakan, respons mereka tidak ada solusi," kata Riza.

Dikonfirmasi terkait aksi aktivis mahasiswa ini dan isu-isu yang dibawanya, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi memilih tak berkomentar.

Detikjabar yang berusaha melakukan doorstop, tak mendapatkan respons. Viman hanya mengangkat tangan lima jari dan beranjak pergi.

(yum/yum)


Hide Ads