Gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 4,1 mengguncang Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5) sekitar Pukul 22.16 WIB. Gempa bumi itu membuat heboh warga hingga mereka berhamburan keluar rumah.
Hingga pagi ini, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, pasca guncangan gempa Magnitudo 4.1, terjadi empat kali gempa susulan.
"Terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak 4 kali, Pukul 23.12 WIB (Magnitudo 1,9), Pukul 23.14 WIB (Magnitudo 1,7), Pukul 1.04 WIB (Magnitudo 1,6) dan Pukul 1.38 WIB (Magnitudo 1,7)," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain getaran, warga juga dihebohkan suara dentuman yang sangat kencang saat gempa terjadi.
"Gempa Bogor disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman adalah hal wajar. Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh," ungkapnya.
Menurutnya, bukti bahwa gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi (Strong shearing is a characteristic of tectonic earthquakes that occur when faults rupture and release energy).
"Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip). Episenter gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri," jelasnya.
Menurut Daryono, gempa bumi ini dirasakan hingga wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, hingga Kota Depok dengan Skala Intensitas III-IV MMI dan menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga di Kota Bogor.
"Pembangkit gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG," pungkasnya.
(wip/orb)