'996' yang Bikin Menderita Karyawan China Mulai Ditinggalkan

Kabar Internasional

'996' yang Bikin Menderita Karyawan China Mulai Ditinggalkan

Virgina Maulita Putri - detikJabar
Jumat, 11 Apr 2025 06:00 WIB
Keseharian karyawan startup china
Karyawan China (Foto: Reuters/Jason Lee)
China -

Setelah bertahun-tahun dikenal dengan budaya kerja ekstrem, sejumlah perusahaan teknologi di China kini mulai menerapkan kebijakan kerja yang lebih bersahabat bagi karyawan. Jadwal kerja yang lebih longgar mulai terlihat di beberapa perusahaan besar, menandai pergeseran dari sistem kerja '996' yang selama ini merajalela.

Salah satu contoh paling mencolok datang dari Midea, produsen perangkat elektronik rumah tangga. Jika sebelumnya para pegawainya terbiasa lembur hingga larut malam, kini mereka didorong untuk pulang tepat waktu, bahkan disarankan meninggalkan kantor pukul 18.20.

Dalam unggahan media sosialnya di Weibo, Midea membagikan foto penampilan band disertai keterangan, "Apa yang kalian lakukan setelah bekerja? Hidup yang sesungguhnya dimulai setelah bekerja."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perubahan serupa juga terjadi di perusahaan lain, meski tidak seekstrem Midea. Haier, misalnya, kini menerapkan sistem kerja lima hari dalam seminggu-langkah kecil yang tetap disambut meriah oleh para karyawan di media sosial.

DJI, produsen drone terkemuka dunia, juga mewajibkan para stafnya untuk mengosongkan kantor sebelum pukul 21.00. Bagi para pekerja, ini merupakan kemewahan tersendiri. "Tidak perlu takut ketinggalan kereta terakhir, dan tidak lagi membuat istri terbangun saat pulang malam," tulis seorang pegawai DJI di media sosial, mengungkap rasa lega atas kebijakan baru itu.

ADVERTISEMENT

Perubahan ini sangat kontras dengan sistem kerja '996', yakni bekerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam selama enam hari dalam seminggu-sebuah sistem yang sempat dipuji oleh pendiri Alibaba, Jack Ma. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir muncul istilah lebih ekstrem, '007', menggambarkan kerja non-stop setiap hari.

Meskipun Mahkamah China telah menyatakan praktik kerja '996' sebagai ilegal sejak 2021, tekanan kerja tinggi masih menjadi norma di banyak perusahaan teknologi dan keuangan. Namun, analis menyebut bahwa tren perubahan ini lebih dipicu oleh regulasi ketenagakerjaan baru di Uni Eropa ketimbang tekanan publik di dalam negeri.

Pemerintah China pun turut mendorong pembatasan jam kerja maksimal 44 jam per minggu bagi perusahaan. Meski begitu, sejumlah pekerja tetap skeptis terhadap keberlanjutan perubahan ini. Salah satu karyawan yang enggan disebut namanya mengaku tetap harus siaga 24 jam dan bahkan diminta menghadiri rapat saat sedang cuti.

"Saya ragu perubahan ini akan bertahan lama," ujarnya dengan nada pesimistis.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(vmp/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads