Pergeseran tanah terjadi di Desa Mekarbuana dan Desa Sadapaingan, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Senin (7/4/2025). Ratusan warga yang terdampak pergeseran tanah mengungsi di masjid di balai desa setempat.
Hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Panawangan sejak Minggu (6/4/2025) sore. Kala itu semua warga sedang berada di rumahnya masing-masing, Omah (50) warga Dusun Cipeundeuy, Desa Sadapaingan salah satunya.
Omah yang sedang duduk di dalam rumahnya dikagetkan dengan suara gemuruh yang tiba-tiba terdengar cukup keras disertai dengan getaran seperti gempa. Omah pun langsung terperanjat dari tempat duduknya. Ia mengajak seluruh anggota keluarganya untuk keluar rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara gemuruh itu berasal dari tebing tinggi yang bergeser dan longsor di dekat rumahnya. Sontak semuanya langsung berlari untuk menyelamatkan diri ke lokasi aman.
"Sorenya hujan deras, kaget, terdengar suara gemuruh. Saya keluar rumah bersama keluarga melihat longsor jadi lari sambil minta tolong. Ya takut karena sudah pinggir jurang, lari ke masjid bersama warga lainnya," ujar Omah.
Omah pun memutuskan untuk mengungsi di masjid terdekat bersama keluarga dan warga satu RT lainnya. Ia pun takut apabila kembali ke rumahnya dalam waktu dekat ini.
"Kalau mau relokasi, inginnya sama-sama semua satu RT. Kasihan kalau yang pindah hanya satu-satu. Kondisi semalam tidak bisa dibayangkan, sangat menakutkan. Baru pertama kali terjadi," ucapnya.
![]() |
Kesih (49) warga lainnya merasakan hal yang sama. Ia merasakan getaran seperti gempa yang cukup keras kala terjadi pergeseran tanah. Hujan deras dua hari dua malam diduga jadi penyebab pergeseran tanah di kampungnya.
"Mau magrib, listrik padam, ada getaran gempa ternyata tanah bergeser longsor. Rumah saya rusak di bagian belakang terbawa longsor, takut ada susulan dan rumah takut ambruk jadi mengungsi sementara," ungkapnya.
Warga lainnya, Juningsih (45) harus kehilangan rumah, 1 sapi dan 5 kambing karena tertimbun tanah. Untuk sementara ini Juningsih terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya.
"Kondisi rumah saya rusak tidak bisa dihuni. Ternak saya juga mati tertimbun ada 5 kambing dan 1 sapi," katanya.
Pantauan detikJabar, puluhan warga masih bertahan mengungsi di masjid dan balai desa. Sedangkan beberapa warga lainnya kembali ke rumah untuk bersih-bersih dan akan kembali mengungsi pada malam hari karena khawatir terjadi longsor.
7 Rumah Rusak, 210 Jiwa Mengungsi
Sementara itu, BPBD Ciamis mencatat 7 rumah rusak dan 210 jiwa mengungsi dampak dari pergeseran tanah di Desa Sadapaingan dan Desa Mekarbuana, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis.
Kepala Pelaksana BPBD Ciamis Ani Supiani mengatakan bukit setinggi 50 meter mengalami pergeseran tanah pada Senin (7/4/2025). Volume longsor di Desa Sadapaingan mencapai 500 meter dan di Desa Mekarbuana volume tanah mencapai 300 meter.
"Memang untuk pergeseran tanah atau longsor ini volumenya cukup besar. Di Sadapaingan 500 meter dan di Mekarbuana 300 meter. Ketinggian dua titik itu sama-sama 50 meter," kata Ani.
Pihak BPBD Ciamis pun telah melakukan asesmen dengan berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Sebanyak 173 jiwa dari 56 keluarga di dua desa terdampak. Ada 14 keluarga dengan jumlah 65 jiwa yang terancam.
"Warga yang mengungsi pada malam hari 107 jiwa di Desa Mekarbuana dan 103 jiwa di Desa Sadapaingan. Rumah yang rusak berat ada 1 dan rusak sedang 6, total 7 rumah rusak," ucapnya.
"Mereka kami sarankan untuk mengungsi, takutnya ada longsor susulan. Karena tekstur tanahnya itu batu kemudian ada air jadi memang labil," tambahnya.
Untuk penanganan, BPBD Ciamis bersama TNI-Polri, Dinas PUPRP, Tagana dan PMI mulai membersihkan material tanah longsor dibantu dengan alat berat. BPBD Ciamis juga mendirikan dapur umum lapangan untuk memberikan makanan bagi pengungsi.
"Banyak pengungsi, kita berikan makan pagi, siang, malam. Air bersih juga sudah dipasok dari PDAM," ucapnya.
BPBD Ciamis juga telah mengirimkan surat kepada Badan Geologi untuk melakukan kajian. Apakah akan direlokasi atau tidak.
"Untuk relokasi menunggu dari badan geologi. Kita sudah berkirim surat dan sudah mendapat respons. Nanti kita ikuti hasil kajiannya," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Ciamis AKBP Akmal bersama jajarannya mendatangi lokasi pergeseran tanah. Di sana Kapolres meninjau lokasi dan berbincang dengan warga yang terdampak. Setelahnya Kapolres memberikan bantuan sembako untuk pengungsi.
"Kami mengimbau masyarakat untuk waspada adanya longsor susulan. Warga mengungsi berbagai langkah preventif agar tidak berisiko," pungkasnya.
(yum/yum)