Kontroversi Logo HUT ke-111 Kota Sukabumi, Ini Kata Wawalkot Bobby

Kontroversi Logo HUT ke-111 Kota Sukabumi, Ini Kata Wawalkot Bobby

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 06 Apr 2025 22:30 WIB
Momen Calon Wali Kota Sukabumi nomor urut 2, Bobby Maulana, nyoblos.
Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Sukabumi ke-111 yang jatuh pada 1 April 2025 diwarnai riuh kontroversi di media sosial, khususnya terkait desain logo peringatan yang dinilai sebagian masyarakat kurang merepresentasikan semangat kota. Kritik dan saran bermunculan, termasuk pertanyaan mengapa tak ada sayembara terbuka dalam proses pembuatannya seperti yang dilakukan sejumlah daerah lain.

Sebuah postingan di akun Instagram komunitas lokal @hits.sukabumi memperlihatkan beberapa kritikan terhadap logo HUT Kota Sukabumi yang dinilai kurang kreatif dan tidak memberi ruang bagi anak muda. Mereka juga memberikan pandangan tentang pentingnya logo hari ulang tahun kota.

Menanggapi hal ini, Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana menyampaikan klarifikasi dan penjelasan panjang lebar. Dalam pernyataannya, Bobby mengawali dengan ucapan selamat ulang tahun kepada Kota Sukabumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelumnya saya ingin mengucapkan Barakallah fi umrik untuk Kota Sukabumiku yang ke-111. Semoga Kota Sukabumi ke depan semakin meningkat pembangunannya, meningkat sumber daya manusianya, aman, damai, sesuai dengan yang diinginkan seluruh warga Kota Sukabumi," ujar Bobby.

Ia menjelaskan, ada dua alasan utama mengapa tahun ini Pemerintah Kota tidak menyelenggarakan sayembara untuk desain logo HUT. "Yang pertama karena di tahun ini kami akan mengadakan Festival Menata Kebaikan Tech yang masuk ke dalam program Ayep Zaki-Bobby Maulana. Ini adalah program untuk mencari kreator digital terbaik se-Kota Sukabumi dalam kategori fotografer, videografer, editor, dan desainer grafis. Nanti akan dipilih juara dari tiap kategori dan tahun depan insyaallah mereka akan berpartner dengan Pemkot, termasuk dalam pembuatan logo HUT," terangnya.

ADVERTISEMENT

Alasan kedua, lanjut Bobby, adalah keterbatasan waktu dan kondisi daerah. Ia menegaskan bahwa setiap kepala daerah memiliki pendekatan masing-masing berdasarkan prioritas dan situasi wilayah.

"Kami tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan sayembara. Berdasarkan hasil retret kemarin di Magelang, Kota Sukabumi mengalami fiskal yang lemah. Artinya, pembiayaan dari pusat dan provinsi masih lebih tinggi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Fokus kami di 100 hari kerja ini adalah pembenahan sistem dan optimalisasi aset daerah seperti RSUD Syamsudin SH, Apotek Waluya, PDAM, dan Bank Pasar," jelasnya.

Bobby juga menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen menghidupkan kembali seluruh aset kota demi meningkatkan PAD dan kemandirian fiskal. Soal perbandingan dengan daerah lain seperti Kota Malang, ia menegaskan bahwa situasi setiap daerah berbeda.

"Kalau ada yang bilang Kota Malang bisa bikin logo lewat sayembara, seperti saya sampaikan tadi, masing-masing daerah punya tantangannya sendiri. Kenapa tidak dilakukan sejak November? Karena waktu itu kami masih dalam proses pengesahan, assessment, pelantikan, hingga retret. Itu semua menyita waktu hingga 2-3 minggu," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa logo HUT merupakan karya temporary dan adaptif, yang wajar menimbulkan pro dan kontra. Namun, Pemkot tetap membuka peluang partisipasi warga lewat rencana ke depan.

"Sayembara tetap akan dilakukan, melalui Festival Menata Kebaikan Tech. Akan ada kurasi, sistem penilaian melalui voting di media sosial. Kita ingin hasil yang partisipatif dan transparan," katanya.

Di akhir pernyataannya, Bobby mengajak masyarakat untuk bersabar dan mendukung program-program Pemerintah Kota Sukabumi. Dia berharap, pada retret tahun 2026 mendatang, Kota Sukabumi dapat unjuk gigi dengan kondisi perekonomian yang lebih baik.

"Insyaallah di retret tahun depan kita bisa bangga menyatakan bahwa Kota Sukabumi sedang menuju kemandirian fiskal. Bantu kami, doakan, dukung. Kami akan melakukan yang terbaik. Semua butuh waktu dan proses. HUT juga berdekatan dengan lebaran, jadi waktunya memang sangat mepet. Fokus kami saat ini adalah pembenahan sistem dan optimalisasi PAD," tutupnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads