Pergerakan tanah terjadi di Dusun Sindangjaya, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Retakan tanah mulai terlihat sejak Kamis (3/4/2025) hingga Jumat (4/4/2025) semakin meluas.
Akibat pergerakan tanah itu, 10 rumah warga rusak. Rinciannya, 3 rumah rusak sedang dan 7 rumah rusak ringan. Selain merusak rumah, pergerakan tanah di wilayah tersebut juga merusak jalan kampung.
Kepala Pelaksana BPBD Ciamis Ani Supiani membenarkan, adanya pergerakan tanah di Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican. Penyebabnya diduga dipicu curah hujan tinggi, topografi dengan lereng curam dan juga struktur tanah yang labil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dugaan sementara penyebabnya dipicu curah hujan tinggi dan struktur tanah labil. Untuk penyebab pastinya kami menunggu hasil dari kajian Geologi nanti," ujar Ani, Sabtu (5/4/2025).
Ani menjelaskan, pergerakan tanah pertama terjadi pada tahun 2020. Namun kini pergerakan tanah di wilayah itu kembali terjadi ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
"Jalan ambles dan ada 10 rumah warga rusak mengalami retak-retak dan ambles. Ada 3 rumah rusak sedang dan 7 rusak ringan. Untuk saat ini tidak ada warga yang mengungsi," ucap Ani.
BPBD Ciamis telah mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan asesmen dan menyalurkan bantuan logistik. Selain itu, BPBD Ciamis segera berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan melakukan tindakan cepat.
"Melakukan kaji cepat di lokasi kejadian dan mendistribusikan logistik darurat, termasuk karung, terpal, dan sembako. Untuk langkah antisipasi, kami juga siapkan tempat evakuasi sementara," jelasnya.
Ani mengimbau masyarakat tetap waspada dan bersiap mengungsi jika hujan deras kembali mengguyur. Masyarakat setempat juga bergotong royong memadatkan retakan tanah untuk mencegah perluasan pergerakan.
BPBD Ciamis terus memantau perkembangan pergerakan tanah di lapangan dan mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap kemungkinan pergerakan tanah susulan.
(orb/orb)