Macet Berjam-jam, Aryo Rela Antre Demi Ziarah Lebaran di TPU Loji

Macet Berjam-jam, Aryo Rela Antre Demi Ziarah Lebaran di TPU Loji

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 02 Apr 2025 12:10 WIB
Situasi kemacetan menuju TPU Loji Sukabumi.
Situasi kemacetan menuju TPU Loji Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Antrean panjang mengular di ruas Jalan Simpenan - Cidadap, tepatnya menuju jalur darurat Jembatan Amblas di Kampung Bojongkopo, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Lebaran ketiga seharusnya menjadi waktu yang tenang bagi Aryo (43) dan keluarganya untuk berziarah ke makam orang tua di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Loji. Namun, yang dihadapinya justru barisan kendaraan yang tak bergerak di jalur Simpenan-Cidadap. Sejak pukul 08.00 WIB, Aryo sudah terjebak dalam antrean panjang.

"Dari tadi dua jam belum jalan juga," kata Aryo pelan saat ditemui detikJabar di tengah antrean sekitar pukul 10.49 WIB, Rabu (2/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aryo, warga Cikembar, sejak pagi telah meninggalkan rumah dengan satu tujuan: berziarah ke makam orang tuanya di TPU Desa Loji bersama istri dan anaknya. Ziarah Lebaran adalah rutinitas yang tak pernah ia lewatkan setiap tahun. Namun hari itu, jalur yang biasanya bisa ditempuh kurang dari satu jam berubah menjadi perjalanan panjang yang membuat lututnya kaku di pedal rem.

Jembatan Cidadap, akses utama yang menghubungkan Palabuhanratu ke wilayah Pajampangan, amblas sejak awal Maret akibat banjir bandang. Pemerintah membangun jembatan darurat, tetapi hanya cukup untuk dilalui satu kendaraan per giliran. Sistem buka-tutup pun diberlakukan, menyebabkan antrean kendaraan yang hendak melintas tak terhindarkan.

ADVERTISEMENT

"Jaraknya dari sini ke jembatan darurat paling dua kilometer. Tapi harus nunggu dua jam karena hanya bisa dilintasi bergantian dan satu-satu," ungkap Aryo, menunjuk ke depan ke arah tikungan yang masih dipadati deretan mobil.

Anton (35), warga Cibadak, mengaku baru kali ini mengalami antrean panjang seperti itu saat melintas menuju wilayah Pajampangan.

"Kaget, saya kira lancar karena ini kan hari ketiga Lebaran. Tapi malah begini," kata Anton sambil duduk di kap mobilnya.

Beberapa meter dari Anton, Lilis (29) tampak mencoba menenangkan kedua anaknya yang mulai rewel. Ia mengaku hanya ingin pulang kampung ke Surade, tetapi jalur ini menjadi satu-satunya jalan.

"Anak-anak sudah nangis-nangis dari tadi," ujarnya.

Pantauan di lokasi menunjukkan petugas kepolisian bersama warga setempat sigap mengatur lalu lintas. Mereka bergantian mengarahkan kendaraan yang melintasi jembatan darurat agar sistem buka-tutup tetap berjalan dengan lancar.




(sya/tey)


Hide Ads