Si Paling Jelek di Dunia Ini Jadi Ikan Terbaik 2025

Kabar Internasional

Si Paling Jelek di Dunia Ini Jadi Ikan Terbaik 2025

Tim detikTravel - detikJabar
Rabu, 26 Mar 2025 05:30 WIB
ikan blobfish
ikan blobfish. Foto: fact sea/istimewa
Bandung -

Ikan blobfish, yang pernah menyandang gelar sebagai ikan paling jelek di dunia, kini mengejutkan publik dengan dinobatkan sebagai Ikan Terbaik Tahun Ini. Penghargaan ini diberikan oleh kelompok lingkungan di Selandia Baru dalam sebuah kompetisi tahunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan kehidupan air tawar dan laut.

Mengutip dari detikTravel, kompetisi yang diselenggarakan oleh Mountain to Sea Conservation Trust ini berhasil menarik lebih dari 5.500 suara. Dari jumlah tersebut, blobfish meraih hampir 1.300 suara, mengungguli para pesaingnya. Kemenangan ini cukup mengejutkan, mengingat reputasi blobfish yang sebelumnya menjadi maskot Ugly Animal Preservation Society pada 2013.

Mengenal Lebih Dekat Ikan Blobfish

Blobfish memiliki tubuh kenyal, lembek, serta menggumpal, dengan tonjolan seperti hidung yang tampak tidak proporsional. Ikan ini hidup di dasar laut pada kedalaman 600-1.200 meter di lepas pantai Australia dan Tasmania. Ukurannya berkisar 30 cm dengan berat di bawah 2 kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di habitat aslinya, bentuk blobfish sebenarnya lebih menyerupai ikan pada umumnya. Adaptasinya terhadap tekanan laut dalam membuat tubuhnya tetap kokoh di sana. Namun, ketika diangkat ke permukaan, tubuhnya berubah drastis karena dekompresi, menyebabkan jaringan gelatin pada tubuhnya kehilangan bentuk.

"Gambar yang banyak diketahui orang cukup mengerikan karena merupakan foto ikan yang mati," ujar Simon Watt, pakar biologi yang membentuk Ugly Animal Preservation Society. Ia menjelaskan bahwa di dalam laut, blobfish tidaklah seburuk yang terlihat di foto-foto populer.

ADVERTISEMENT

Persaingan Ketat dengan Ikan Roughy Oranye

Dalam kompetisi ini, blobfish harus bersaing ketat dengan ikan roughy oranye, spesies laut dalam dari keluarga slimehead yang memiliki saluran lendir di kepalanya. Meskipun tampak lebih menjanjikan sebagai pemenang, ikan roughy akhirnya harus puas di posisi kedua.

Popularitas blobfish meningkat drastis setelah beberapa penyiar radio lokal di Selandia Baru memulai kampanye dukungan dengan penuh semangat. Hal ini mendorong banyak pemilih untuk mendukung blobfish hingga akhirnya keluar sebagai pemenang.

"Ini adalah pertarungan laut dalam yang tidak bisa dilupakan," kata Kim Jones, salah satu direktur Mountains to Sea Conservation Trust. Ia menambahkan bahwa keunikan blobfish membantu menarik perhatian publik dan mengamankan kemenangan dalam kompetisi tahun ini.

Artikel ini telah tayang di detikTravel.




(sud/sud)


Hide Ads