Demonstrasi penolakan Undang-undang TNI nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia yang digelar di depan gedung DPRD Kota Sukabumi pada Senin (24/3) berakhir ricuh. Usai kejadian, beberapa fasilitas publik dalam kondisi rusak.
Pantauan detikJabar, Selasa (25/3/2025) pukul 12.20 WIB suasana kantor perwakilan rakyat itu cukup berbeda. Kawat berduri masih berada di bagian depan hingga menutup gerbang keluar. Sementara itu, tak ada gerbang di bagian sisi kiri atau pintu masuk.
Di pedestrian Jalan Dago atau Jalan Ir. H. Djuanda, dipenuhi coret-coretan cat pilox yang berisikan tulisan-tulisan kritikan, salah satunya ditujukan kepada polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu ada juga poster-poster kertas yang sama-sama bermuatan pesan kritik kepada DPR ditempel di tembok. Tak hanya itu, banyak bekas barang terbakar, salah satunya water barrier berwarna orange juga masih ada di pinggir Jalan RE Martadinata.
![]() |
Muhamad Farid, petugas keamanan kantor DPRD, mengaku terkejut melihat kondisi kantor pagi ini. "Pagi ini kaget lihat kantor seperti ini. Dari yang awalnya bersih dan rapi, sekarang kelihatan hancur gara-gara mahasiswa yang anarkis. Syok aja sih, teh, nggak biasa," kata Farid kepada detikJabar di lokasi.
Menurut Farid, bagian yang mengalami kerusakan paling parah adalah pagar kantor yang rusak dan bekas cat yang dilempar.
"Yang rusak pagar saja. Sama bekas-bekas cat yang dilempar, tapi aman, kayaknya masih bisa dibersihkan," tambahnya.
Farid sendiri mengaku baru bekerja di kantor dewan selama satu tahun. Menurutnya, aksi demo kali ini lebih besar dan merusak dibanding aksi-aksi sebelumnya.
"Paling berkesan demo kemarin, gede-gedean, sampai ngerusaknya lebih-lebih dari yang kemarin. Disayangkan dan nggak disayangkan sih, tapi mungkin ini cara mereka berekspresi. Demo boleh saja, tapi jangan sampai merusak fasilitas negara," ucap dia.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Sukabumi Wawan Juanda memastikan bahwa pihaknya segera melakukan perbaikan gerbang yang dirusak massa.
"Kami sudah sepakat dengan pimpinan dan Sekwan, akan segera mengganti gerbang yang rusak dengan yang lebih baik," kata Wawan.
Ia juga membantah isu bahwa renovasi gedung ini dilakukan dengan dana yang tidak transparan dan menggunakan dana yang diefisiensi. "Renovasi ini murni bantuan CSR," tutupnya.
(dir/dir)