Menjelang Lebaran, tren pinjaman online (pinjol) kembali meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk merayakan hari raya. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengingatkan warganya untuk tidak konsumtif selama momen lebaran.
Dedi menyebut jika tren pinjol jelang lebaran mengalami peningkatan. Namun dirinya mengaku sulit untuk melarang masyarakat meminjam di layanan keuangan daring tersebut. Karena itu, Dedi hanya meminta masyarakat tidak konsumtif dan bijak dalam berbelanja.
"Kan susah ngelarang orang pinjam, enggak bisa. Jadi paling utama adalah ya sudah jangan konsumtif, kalau enggak punya duit jangan maksain (belanja)," kata Dedi saat diwawancarai di Gedung Pakuan, Bandung, Selasa (25/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi menegaskan bahwa memaksakan diri meminjam uang melalui pinjaman online demi tampil mewah saat Lebaran hanya akan menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari.
"Jangan sampai ingin lebaran dengan penuh sukacita dan riang gembiranya berlebihan, tetapi setelah lebaran mengalami derita. Kayak orang mau kawinan, kalau kamu enggak punya cukup duit jangan suka pakai EO. Sudahlah pakai tumpengan di rumah aja," ucapnya.
"Jangan jadi raja sehari tetapi kemudian menderita selamanya. Ya sudahlah lebaran itu kan dilaksanakan dengan kekhusyukan dan tujuan kita dalam beribadah kan tidak mesti harus material," lanjutnya.
Dedi menganggap, orang-orang yang meminjam uang dari pinjol memiliki kebiasaan yang disebut konsumerisme atau menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan. Bahkan dia juga menyindir pelanggan pinjol adalah orang yang tidak dapat dipercaya.
"Jadi orang tuh banyak yang perilaku hidupnya memang konsumerisme. Akhirnya dari konsumerisme yang paling mudah itu adalah pinjam. Itu pinjam-pinjam selalu pinjam ke teman-temannya enggak dipercaya," tutup Dedi.
(bba/yum)