Keluhan Remaja Wonogiri Nyeri Saat Pipis Tuntas Ditangani Damkar

Kabar Regional

Keluhan Remaja Wonogiri Nyeri Saat Pipis Tuntas Ditangani Damkar

Agil Trisetiawan Putra - detikJabar
Kamis, 20 Mar 2025 03:30 WIB
Penampakan bagian leher botol yang tersangkut di alat kelamin remaja laki-laki saat ditangani Damkar Wonogiri, Selasa (18/3/2025).
Damkar Wonogiri (Foto: dok. Damkar Wonogiri)
Wonogiri -

Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, mengalami insiden yang membuat alat kelaminnya tersangkut di dalam botol. Untuk melepaskannya, diperlukan bantuan dari petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Wonogiri.

Kejadian ini berlangsung pada Selasa (18/3). Awalnya, orang tua korban merasa panik karena anak mereka mengeluhkan rasa sakit sejak pagi. Remaja tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan, tim medis menyarankan agar penanganan dilakukan oleh petugas damkar yang memiliki peralatan lebih sesuai.

"Saat saya tanyakan kejadiannya, keluarga mengatakan sejak pagi anak ini kesulitan buang air kecil. Setelah diperiksa, ternyata alat kelaminnya sudah mengalami pembengkakan," ujar Koordinator Damkar Satpol PP dan Damkar Wonogiri, Sriyanto Kembo, seperti dikutip dari detikJateng, Rabu (19/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sriyanto, insiden ini menyebabkan korban mengalami gangguan saat buang air kecil. Pihak keluarga pun tidak mengetahui bagaimana awal mula alat kelamin korban bisa terjebak di dalam botol.

"Pada awalnya, keluarga tidak mengetahui penyebab kejadian ini. Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, ditemukan bahwa bibir botol air mineral tersangkut di pangkal penisnya," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Mengetahui kondisi tersebut, tim Damkar Wonogiri berkoordinasi dengan petugas Puskesmas Baturetno untuk menangani korban. Proses pelepasan botol dari alat kelamin korban dilakukan dengan sangat hati-hati.

"Awalnya kami berpikir bisa menangani kasus ini langsung di pos. Namun, setelah mengetahui bahwa anak ini memiliki sedikit gangguan mental, kami memutuskan untuk merujuknya ke Puskesmas 1 Baturetno. Kami berkonsultasi dengan dokter di sana, dan akhirnya dokter Habibie melakukan pembiusan sebelum kami menuntaskan proses evakuasi," terang Sriyanto.

Artikel ini telah tayang di detikJateng

(yum/yum)


Hide Ads