Puluhan warga korban banjir bandang di Kampung Guha Mulya dan Cibarengkok, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak menolak direlokasi.
Hal itu lantaran rumah mereka yang ada di bantaran Sungai Cimeta kerap kali diterjang banjir. Seperti kejadian banjir bandang pada Sabtu (15/3/2025), yang dinilai sebagai banjir terparah sejak beberapa tahun terakhir.
Salah satunya Dian Kusdiani (38), yang tak menolak direlokasi. Terlebih rumahnya rusak parah usai peristiwa banjir bandang akhir pekan lalu. Saat ini ia masih mengungsi di rumah kerabatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya siap kalau harus pindah, asalkan kita tinggal menempati rumahnya saja. Terus kalau bisa juga jangan terlalu jauh," kata Dian saat ditemui, Rabu (19/3/2025).
Ia mengaku, keselamatan anaknya terancam jika terus tinggal di rumahnya sekarang. Namun keterbatasan ekonomi membuatnya tak sedikit pun sempat terpikir pindah rumah.
"Memang khawatir kalau banjir lagi, apalagi kalau malam. Anak kasihan, cuma kan kalau pindah sendiri enggak punya uang. Kebetulan tadi Pak Gubernur (Dedi Mulyadi) datang, menjanjikan relokasi," kata Dian.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjanjikan korban banjir bandang luapan Sungai Cimeta untuk direlokasi. Hal itu setelah Dedi mengecek lokasi terdampak banjir pada Rabu siang.
"Lokasi ini tanahnya akan terus tergerus air sungai. Bahan bangunannya akan mudah rusak, makanya kalau tetap tinggal di sini agak berbahaya," kata Dedi Mulyadi.
Pihaknya kemudian menawarkan solusi relokasi. Jumlah rumah dan warga yang bakal direlokasi akan didata terlebih dahulu oleh pemerintah daerah untuk menyiapkan anggaran pembangunan fisik rumah.
"Kita akan relokasi, karena ada tanah kas desa. Tinggal kita bangunkan rumah baru buat warga, setelah Idul Fitri dilaksanakan," kata Dedi Mulyadi.
(mso/mso)