Efek Bencana di Jabar: 2.638 Rumah Terendam-10 Ribu Jiwa Terdampak

Efek Bencana di Jabar: 2.638 Rumah Terendam-10 Ribu Jiwa Terdampak

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 17 Mar 2025 11:30 WIB
Warga berjalan melintasi banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (16/3/2025). Banjir setinggi 30 sentimeter hingga 2 meter akibat luapan air Sungai Citarum saat intensitas curah hujan tinggi kembali merendam tiga kecamatan yakni Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot di Bandung Selatan. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/tom.
Banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. (Foto: Antara Foto/Novrian Arbi)
Bandung -

Bencana alam kembali menerjang sejumlah wilayah di Jawa Barat pada periode 15-16 Maret 2025. Bencana yang didominasi banjir dan cuaca ekstrem mengakibatkan puluhan rumah rusak dan ribuan lainnya terendam.

Berdasarkan data BPBD Jabar, ada 13 daerah yang dilanda bencana pada periode tersebut. Dari 13 daerah itu, Kabupaten Bandung Barat menjadi yang paling banyak terjadi bencana dengan total 3 kejadian.

Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat menerangkan, pada periode 15-16 Maret, terdapat 10 kejadian banjir, 3 tanah longsor dan 4 cuaca ekstrem yang berdampak pada 69 rumah rusak berat, 2.638 rumah terendam dan 10.739 jiwa terdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadi menjelaskan, bencana yang terjadi disebabkan karena hujan lebat pada Sabtu (15/3) lalu. Hujan lebat diperparah dengan daya tampung lingkungan di masing-masing wilayah.

"Kalau dilihat dari intensitas (hujan) memang lebat tapi durasinya tidak lama, jadi bicaranya lebih ke daya tampung wilayah, daya tampung lingkungannya baik luapan air sungai maupun longsor. Kalau durasinya hujan itu gak lama tapi memang lebat hujan di hari Sabtu itu," jelas Hadi saat dikonfirmasi, Senin (17/3/2025).

ADVERTISEMENT

Peran Modifikasi Cuaca

Hadi mengatakan, meski bencana masih terjadi namun ada peran dari operasi modifikasi cuaca yang dilakukan pemerintah sejak 11 Maret lalu. Operasi tersebut kata dia berperan untuk menekan dampak terjadinya bencana.

Menurutnya sebelum dilakukan modifikasi cuaca, total kejadian bencana di Jabar pada periode 1-10 Maret mencapai 55 kejadian dengan dampaknya yang jauh lebih besar.

"Kita bicara perbandingan tidak hanya soal kejadian tapi juga dampak. Kalau kita melihat dari kejadian sebelum dilakukan modifikasi cuaca, ini ada 55 kejadian. Dampaknya lumayan ada 488 rumah rusak berat, 46.264 rumah terendam, yang meninggal 10 orang, yang terdampak 231.264 jiwa terdampak," katanya.

"Kalau dibandingkan dengan setelah operasi modifikasi cuaca, sebenarnya dari sisi volume masih mirip-mirip ya, tapi dampaknya bisa lebih ditekan," sambungnya.

Hadi mengungkapkan, operasi modifikasi yang dilakukan bertujuan untuk menekan dampak bencana dan volume hujan. Karena itu, selama operasi tersebut dilakukan, bukan tidak mungkin bencana akibat hujan turun masih terjadi.

"Jadi operasi modifikasi cuaca itu untuk menekan dampak. Jadi bukan berarti operasi ini tidak ada bencana, kedua bukan berarti tidak ada hujan juga, karena yang diupayakan mengurangi volume hujan," tandasnya.

(bba/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads