Hijaunya Gurun Sahara Kala Itu

Kabar Internasional

Hijaunya Gurun Sahara Kala Itu

Rachmatunnisa - detikJabar
Jumat, 14 Mar 2025 04:31 WIB
Penemuan gua ungkap Gurun Sahara dulunya hijau
Penemuan gua ungkap Gurun Sahara dulunya hijau (Foto: The Daily Galaxy).
Jakarta -

Gurun Sahara, yang kini dikenal gersang, ternyata dulunya merupakan wilayah subur yang penuh dengan kehidupan. Sebuah riset terbaru, yang menganalisis stalagmit dan gua-gua di Maroko selatan mengungkap antara 8.700 dan 4.300 tahun lalu, kawasan itu mengalami curah hujan jauh lebih tinggi, sehingga membuat kondisi yang cocok untuk pemukiman dan peternakan.

Ungkap Masa Lalu yang Basah

Sejumlah peneliti dari University of Oxford dan Intitut National des Sciences de l'ArchΓ©ologie et du Patrimoine menganalisis stalagmit, formasi batuan yang tumbuh dari lantai gua saat air hujan merembes melalui tanah. Dengan mengukur isotop uranium dan thorium, mereka menentukan kapan formasi ini tumbuh, yang secara efektif menunjukkan periode peningkatan curah hujan.

Hasilnya menegaskan bahwa selama African Humid Period (AHP) atau Periode Lembab Afrika, Sahara menerima curah hujan yang jauh lebih banyak dibandingkan saat ini. Periode ini menyaksikan transformasi gurun menjadi lanskap hijau, mempersempit zona keringnya dan meningkatkan kelayakhunian. Bukti peningkatan ketersediaan air menunjukkan bahwa sungai dan akuifer telah terisi kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana Masyarakat Awal Berkembang?

Penemuan Sahara yang lebih hijau bertepatan dengan munculnya situs arkeologi Neolitikum di wilayah selatan Pegunungan Atlas. Permukiman kuno ini berkembang pesat karena kondisi iklim yang mendukung, tetapi menurun saat kondisi kering kembali.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat awal ini adalah penggembala, yang mengandalkan ternak yang bergantung pada curah hujan untuk lahan penggembalaan. Dengan akses yang lebih baik ke sumber air, masyarakat dapat memperluas wilayah mereka, berinteraksi dengan kelompok lain, dan mengembangkan rute perdagangan yang menghubungkan berbagai bagian Afrika.

ADVERTISEMENT

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads