Abdul Rosid, pria tua asal Garut yang sempat bikin geger karena mengaku sebagai Imam Mahdi kini meminta maaf. Secara resmi, Rosid dan puluhan pengikutnya mendeklarasikan diri untuk bertobat dan kembali ke pangkuan NKRI.
Berikut fakta-faktanya
1. Mengaku Imam Mahdi
Pernyataannya Abdul Rosid mengaku Imam Mahdi viral di media sosial. Dia mengunggah sendiri video pernyataan itu di akun TikTok pribadinya. Dilihat detikJabar Jumat, (7/3/2025), dalam video berdurasi 6 menit 22 detik tersebut, Abdul menyatakan jika dirinya Imam Mahdi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya Bapak Abdul Rosid, ulama Pancasila, sekaligus dirinya mengaku Imam Mahdi, mudah-mudahan kalian semua dalam pernyataan ini ada dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa, amin," kata Abdul.
2. Singgung Prabowo-Gibran
Selama 6 menit berbicara, Abdul Rosid hanya menyampaikan pesan, agar seluruh orang diberkati dan selalu ada dalam lindungan Tuhan. Namun, di tengah-tengah pembicaraan Abdul sempat menyinggung Prabowo-Gibran.
"Tentunya juga, untuk semua ulil amri yang ada di pusat. Khususnya Pak Prabowo sekeluarga, juga wakilnya Bapak Gibran. Tak lupa juga kepada Bapak Kapolri, Bapak TNI yang ada di bagian lautan, daratan, termasuk angkatan udara. Mudah-mudahan semuanya dalam perlindungan Tuhan YME," katanya.
3. Didatangi Petugas
Abdul Rosid merupakan warga Desa Panyindangan, Kecamatan Pakenjeng, Garut. Sejak video itu viral, petugas dari desa, polsek, kecamatan, Polres Garut hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) turun tangan menindaklanjuti.
"Sudah didatangi ke rumahnya. Dari MUI juga sudah turun," ucap Nurjaman Ilahi, Kepala Desa Panyindangan saat dikonfirmasi detikJabar.
4. Hanya Iseng
Belakangan diketahui, jika Rosid membuat video tersebut berlatarbelakang iseng. Hal itu setelah Rosid dimintai keterangan oleh polisi.
"Yang bersangkutan membenarkan telah membuat video tersebut. Motifnya hanya iseng dan ingin terkenal. Dia menyuruh anaknya untuk merekam, dan mengupload di TikTok," kata Kapolsek Pakenjeng Iptu Muslih Hidayat.
5. Anak Buah Sensen Komara
Muslih menuturkan, setelah videonya tersebar, pihaknya bersama pemerintahan kecamatan juga Polres Garut dan MUI langsung mendatangi kediaman Rosid untuk melakukan pendalaman.
"Dia ini anak buah Sensen Komara (Presiden NII). Pengakuannya dapat ilham dari Sensen, itu pimpinan NII turun ke dia. Berhalusinasi, kemudian dia mengklaim sebagai Imam Mahdi," ungkap Muslih.
6. Salat Hadap Timur
Abdul Rosid juga pernah memerintahkan anak buahnya untuk salat menghadap ke timur. Namun, saat ini sholatnya sudah 'normal' kembali. Hal tersebut diungkap Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Garut, Nurrodhin.
"Memerintahkan pengikutnya untuk melaksanakan salat menghadap ke arah timur," kata Nurrodhin.
7. Petani Jagung
Kepala Desa setempat, Nurjaman Ilahi menyebut Abdul Rosid adalah seorang petani. Dia adalah kakek berusia 60 tahun dan memiliki 12 orang anak.
"Profesinya sebagai petani jagung," kata Kapolsek Iptu Muslih.
8. Bertaubat
Setelah membuat geger karena mengaku sebagai Imam Mahdi kini Abdul Rosid meminta maaf. Secara resmi, Rosid dan puluhan pengikutnya mendeklarasikan diri untuk bertaubat dan kembali ke pangkuan NKRI.
Deklarasi permohonan maaf dan sumpah Rosid untuk setia kepada bangsa digelar di Aula Desa Panyindangan, Kecamatan Pakenjeng, pada Senin, (10/3) sore kemarin jam 15.00 WIB.
"Saya mau damai dengan NKRI. Dan tentu, di NKRI banyak kawan, banyak teman. Ada Protestan, ada Hindu, Katolik, Budha, tidak hanya Islam doang. Itu mungkin dari saya menyampaikan segitu saja," kata Rosid.
9. Punya Puluhan Anggota
Kepala Bakesbangpol Garut, Nurrodhin menuturkan, berdasarkan hasil pendataan diketahui, jika secara total Abdul Rosid memiliki 44 orang pengikut. Seluruhnya diketahui berasal dari kampung yang sama, di tempat tinggal Rosid.
"Berdasarkan pendataan, pengikutnya ada 44 orang," ucap Nurrodhin.
Baca juga: Babak Baru Kasus 'Imam Mahdi' dari Garut |
10. Tetap Dibina
Kendati sekarang sudah mendeklarasikan diri kembali ke NKRI dan akan menjalankan agama sesuai syariat, tapi Abdul Rosid bakal terus berada dalam radar Pemkab Garut. Perilakunya akan dipantau.
"Kami bersama MUI akan melakukan pembinaan terhadap yang bersangkutan," pungkas Nurrodhin.