Dani menjadi pengasuh di Pondok Pesantren di Yayasan Al Mauna Pangandaran. Pria asal Tasikmalaya itu sudah mengabdi sejak tahun 2021 begitu keluar dari Ponpes.
Kala itu, Dani yang baru keluar pesantren dihubungi oleh teman sepondoknya. Telepon itulah yang mengantar Dani untuk menjadi pengasuh.
"Jadi waktu itu saya lagi duduk di kamar, teman saya telepon bahwa ada Yayasan anak yatim butuh pengasuh dan guru ngaji. Kemudian saya minat karena gimana ya kalau urusannya anak yatim siapapun tahu pahalanya," ujar Dani saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (11/3/2025).
Di Yayasan Al Mauna, Dani jadi pengasuh untuk anak-anak dari berbagai daerah mulai dari warga lokal, warga Tasikmalaya hingga Tangerang dan Cilacap.
Sudah beberapa tahun berlalu Dani tinggal dan mengajar anak asuhnya. Setiap hari, Dani harus memastikan anak asuhnya bangun pagi hingga berangkat sekolah.
![]() |
Selama tinggal di yayasan, menurut Dani, tidak hanya belajar ilmu agama. Pihaknya juga menyediakan ilmu umum, seperti bela diri.
"Kami juga ajarin mereka berkebun," katanya.
Menjadi seorang pengasuh anak yatim bukan keinginan dan kemauan orang tua, melainkan pilihan hati untuk mengabdi sebagai seorang santri.
"Jadi ini semua pilihan hati sendiri karena pahalanya sangat besar, urusan dunia biarkan Allah yang mengatur, saya senang disini sama anak-anak. Merasa ada ketenangan lain kalo mengurusi mereka," ujarnya.
Untuk biaya hidup dan kebutuhan sehari-hari, Dani mengaku merasa cukup dari yayasan. "Apapun yang diberikan yayasan untuk saya dirasa cukup," ucapnya.
Keseharian Selama Ramadan
Bulan ramadan menjadi keberkahan juga untuk Dani. Selama bulan ini, yayasan memiliki ragam program yang dijalani anak-anak.
"Keseharian selama ramadhan kami pesantren kilat yang diikutsertakan binaan kami 60 anak ada kegiatan buka bersama setiap sore. Kemudian sepulang sekolah tadarus bersama. Alhamdulillah juga program di bulan puasa rutin tahajud bersama semuanya mengikuti," katanya.
(dir/dir)