Di saat kebanyakan orang akan histeris kehilangan keluarga, Aang justru bersikap seolah tak terjadi apa-apa ketika istri dan anaknya tewas terseret banjir bandang. Sikapnya yang terkesan cuek itu mengundang amarah warga.
Diketahui, banjir bandang melanda Kampung Gumelar, Pababuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Kamis (6/3/2025). Bencana yang datang secara tiba-tiba itu membuat Santi (40) dan anaknya Nurul (3) tewas.
Ibu dan anak itu tewas setelah banjir bandang menghancurkan rumah kontrakan di RT 02 RW 22, Kampung Gumelar. Santi dan Nurul yang berada di dalam rumah kontrakan, hanyut terseret banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah hampir 24 jam pencarian, tim SAR menemukan jasad Santi dan Nurul dalam kondisi meninggal dunia. Keduanya ditemukan tertimbun di antara puing-puing bangunan dan tumpukan sampah.
Namun Aang, suami dari Santi justru membuat video dengan menyatakan kedua orang terkasihnya itu selamat. Video itu membuat geram warga karena menganggap Aang tidak memiliki rasa empati.
"Saya Haji Aang, suami Neng Santi yang di Kampung Gumelar, yang dinyatakan kata orang-orang istri dan anak saya terbawa arus. Padahal, istri dan anak saya ada di wilayah Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas. Alhamdulillah selamat. Apa yang diinfokan itu tidak sesuai," kata Aang dalam rekaman video, dilihat detikJabar, Sabtu (8/3/2025).
Kemarahan warga semakin menjadi saat Aang kedapatan tetap berjualan di pasar. Padahal warga beberapa kali menanyakan soal nasib istri dan anaknya kepada Aang. Namun sikap Aang tetap santai menjawab keduanya selamat dan pulang ke rumah orang tuanya di Cikakak, Desa Margalaksana.
"Kami sampai ke sana, pak lurah juga ada, dan ternyata istrinya memang tidak ada di sana. Sampai akhirnya jasad korban ditemukan di lokasi kejadian, terbukti bahwa dia memang korban amukan Sungai Cipalabuhan," tegas Ketua RW 22 Kampung Gumelar, Reza.
Hingga jasad istri dan anaknya ditemukan, Aang masih tetap bersikap santai. Warga menganggap Aang tidak menunjukkan kepedulian sejak awal dan justru menghalangi proses pencarian dengan memberikan informasi yang keliru.
"Padahal ada tetangga, ada pemilik kontrakan yang mengetahui kondisi korban saat di dalam kontrakan. Bahkan sebelum banjir membesar sempat dibujuk agar mau dievakuasi namun menolak. Korban memilih bertahan di dalam rumah bersama anaknya," ujar Reza.
Karena hampir menjadi amukan massa karena sikap cueknya itu, Aang kemudian diamankan polisi. Kepada polisi, Aang bercerita jika istri dan anaknya diyakini selamat karena dia tidak mengetahui jika keduanya masih berada di rumah kontrakan saat banjir menerjang.
"Menurut keterangannya, Aang mengira istrinya sudah pulang ke Sirnarasa bersama anaknya (kampung halaman sang istri). Itu komunikasi terakhir Aang dengan istrinya," kata Kapolsek Cikakak AKP Dudung Masduki.
"Dia tidak tahu kalau istrinya masih ada di kontrakan. Yang tahu kan tetangganya. Setelah tahu istrinya dan anaknya meninggal, dia shock, merasa sedih," sambungnya.
Aang kemudian sempat menyaksikan proses pemakanan istri dan anaknya di Kampung Ciganas, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Jumat (8/3) malam. Selepas itu, Aang langsung dibawa ke Polsek Cikakak.
"Saya tidak tahu pasti alasannya, tapi dia langsung dibawa ke Polsek Cikakak mungkin untuk dimintai konfirmasi soal pengakuannya yang viral di Facebook," ujar Kepala Desa Sirnarasa, Okih Suryadi.
(bba/iqk)