Sebuah video yang menampilkan sekelompok orang melakukan razia warung viral di media sosial. Bukannya bertindak dengan wibawa, mereka malah bertingkah ugal-ugalan dengan membentak pengunjung dan mengacak-acak dagangan.
Diketahui, aksi sekelompok orang yang merazia warung saat bulan Ramadan itu terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dari video yang beredar, sekelompok orang tersebut mendatangi warung yang buka di siang hari.
Dalam video terekam beberapa orang yang sedang duduk santai sembari merokok dan minum kopi di warung tersebut. Dengan nada tinggi, sekelompok orang itu bertanya kepada pria yang berada di warung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menanyakan alasan orang tersebut tidak berpuasa. Namun cara massa bertanya dilakukan dengan membentak dan terkesan anarkis. Bahkan mereka sempat melempar gelar berisi kopi.
"Nu saha iyeu? Eta kopi nu saha? Naha teu puasa? Muslim lain? (Punya siapa ini, ini kopi punya siapa, kenapa tidak puasa, Muslim bukan?)" tanya seorang dari massa.
"Punya saya. Muslim tapi tidak sahur," ucap pria yang ditanyai.
"Apa urusannya dengan tidak sahur," balas penanya.
"Ibu, tau ada maklumat Ramadan," kata pria tersebut kepada pemilik warung.
Saat dikonfirmasi, Kepala Satpol PP Garut Basuki Eko membenarkan adanya aksi seperti dalam video itu. Eko menyebut video itu direkam pada Rabu 5 Maret 2025 di kawasan Jalan Ibrahim Adjie dan sekitar Guntur.
Eko menjelaskan, saat itu massa yang merazia warung bergerak dengan menggunakan sepeda motor. Dia pun menyayangkan aksi anarkis yang dilakukan oleh sekelompok orang itu. "Kami tentunya sangat menyayangkan aksi itu bisa terjadi," ucap Eko, Sabtu (8/3/2025).
Saat massa merazia, diketahui terdapat empat anggota Satpol PP yang berada di lokasi. Eko menurutkan personelnya itu mengikuti pergerakan massa saat berpapasan di jalan. "Kejadian ini terjadi saat kami melakukan patroli untuk mensosialisasikan Maklumat Ramadan. Kebetulan di jalan kami berpapasan dengan massa, kemudian diikuti oleh anggota," ujarnya.
"Jadi, tidak benar jika anggota kami ikut serta melakukan aksi. Anggota datang ke sana untuk melerai apa yang terjadi. Hanya saja, karena mereka bergerak menggunakan mobil sedangkan massa menggunakan motor, jadi tiba lebih lambat di TKP," kata Eko menambahkan.
Eko menyebut keempat anggotanya itu lalai karena tidak melapor saat menemukan ada aksi massa yang merazia warung. Keempatnya kata dia diberikan teguran karena kelalaiannya itu.
Di sisi lain, Eko juga mengingatkan kepada semua pemilik warung untuk mematuhi Maklumat Ramadan yang dikeluarkan Pemkab Garut. Dalam maklumat itu, diatur jam operasional warung makan dan restoran selama Ramadan.
"Kami mengimbau agar pemilik warung dan restoran memperhatikan hal tersebut. Adapun ketika terjadi pelanggaran, tentunya kami akan bertindak dengan mengedepankan pendekatan yang humanis," ujarnya Eko.
Respons Bupati Garut
Terpisah, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menyesalkan aksi arogan yang dilakukan sekelompok masyarakat yang melakukan aksi sweeping warung yang disertai dengan tindakan anarkis. Syakur meminta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri saat menemukan pelanggaran.
"Tentunya saya sangat menyesalkan kejadian ini. Memang informasinya anarkis, tapi tidak sampai menimbulkan korban," kata Syakur.
"Kita harus menahan diri. Saling menghargai dan menghormati lah," sambungnya.
Dengan kejadian itu, Syakur mengungkapkan jika massa yang melakukan razia telah dipanggil untuk dimintai klarifikasi. Massa kata dia juga meminta maaf atas perbuatannya yang dianggap meresahkan masyarakat.
"Sebenarnya sudah memanggil, tapi mungkin masyarakat ingin tindakan yang lebih. Nanti kita akan berikan penjelasan yang detail dan komprehensif," ungkap Syakur.
(bba/iqk)