Cara SMAN 1 Bandung Saling Menguatkan Usai Terseret Sengketa Lahan

Cara SMAN 1 Bandung Saling Menguatkan Usai Terseret Sengketa Lahan

Rifat Alhamidi - detikJabar
Jumat, 07 Mar 2025 15:22 WIB
Gedung SMAN 1 Bandung
Gedung SMAN 1 Bandung (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar).
Bandung -

Upaya penggusuran sedang mengancam SMAN 1 Bandung di depan mata. Sekolah yang difavoritkan di Kota Kembang ini terlibat sengketa lahan setelah digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung oleh Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK).

Meski sedang bersengketa, pihak sekolah tetap mengusahakan proses pembelajaran berjalan tanpa kendala. Sejak Kamis (6/3), SMAN 1 Bandung kini secara rutin menggelar doa bersama para siswanya yang dimulai pukul 08.00 WIB sebagai bentuk saling menguatkan menghadapi sengketa.

"Selagi anak-anak masuk sekolah, setiap pagi kita adakan doa bersama sambil Salat Dhuha. Kita memohon, kita melangitkan harapan, melangitkan doa-doa kita agar bisa dibantu. Karena sekarang kita hanya bisa untuk saling menguatkan," kata Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung Tuti Kurniawati saat berbincang dengan detikJabar, Jumat (7/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak sekolah tadinya mencoba menutupi kasus sengketa ini dari kalangan siswa. Sebab Tuti menyadari, ia dan para guru di sana tak mau menimbulkan kekhawatiran dari murid-muridnya yang berjumlah 1.200 orang.

Namun, pada Kamis (6/3) kemarin saat sidang dengan agenda keterangan ahli dari Disdik Jabar, pihak sekolah kemudian berinisiatif menggelar doa bersama. Sang pemimpin doa kemudian memanjatkan harapan tentang nasib SMAN 1 Bandung yang akhirnya kasus sengketa itu menyebar di kalangan siswa.

ADVERTISEMENT

Setelah informasi ini menyebar, akhirnya muncul tagar #SAVESMANSABANDUNG yang tersebar di media sosial. Tuti mengaku, reaksi ini timbul dari kalangan siswa yang berharap supaya SMAN 1 Bandung tidak terkena dampak atas sengketa tersebut.

"Ramenya tagar itu kemarin pas sidang terakhir dengan menghadirkan dua saksi ahli. Karena sidang terakhir, kita mengadakan doa bersama. Terucaplah sama yang pimpin doa soal proses hukum di SMAN 1 Bandung. Nah anak-anak kaget dari situ, muncul lah tagar #SAVESMANSA, jadi weh rame (jadi aja ramai)," ucapnya.

"Tentunya anak-anak, bahkan sampai orang tua jadi khawatir kalau nanti kehilangan tempat belajarnya. Sekalipun kita berpikir yang terburuk, kalau misalnya direlokasi, kan tidak akan semudah itu. Meskipun saat ini proses belajar tidak terganggu, layanan pendidikan lainnya tidak terganggu, cuma secara psikologis pasti khawatir," ucapnya.

Tuti berharap sengketa ini bisa segera selesai. Kemudian hasilnya, SMAN 1 Bandung masih terus bisa menempati lahan sekarang supaya proses pembelajaran terus berjalan tanpa gangguan.

"Kami besar harapan agar proses hukum SMAN 1 ini segera selesai, kemudian bisa selesai dengan hasil yang kami harapkan. Agar proses layanan di SMAN 1 ini tidak terganggu. Kami tidak mau hal-hal yang tidak diinginkan ini terjadi. Kebayang nanti anak-anak seperti apa, karena kami sudah merasa ini adalah rumah kedua kami," pungkasnya.




(ral/mso)


Hide Ads