Nestapa Warga Derwati Berhari-hari Terkepung Banjir

Round-up

Nestapa Warga Derwati Berhari-hari Terkepung Banjir

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 06 Mar 2025 04:05 WIB
Banjir di Derwati Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Bandung.
Banjir di Derwati Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Ratusan rumah warga yang berada di Jalan Simpang Tiga Derwati, Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Sudah tiga hari banjir merendam lima RT, yakni 1 hingga 5 di RW 3 Kelurahan Rancabolang.

Banjir terjadi sejak Senin (3/3) sore. Untuk banjir yang masih terjadi, Rabu pagi, ketinggiannya mulai berangsur turun, sebelumnya ketinggian air mencapai paha hingga pinggang orang dewasa.

Ketinggian air di kawasan tersebut dari mulai betis hingga lutut orang dewasa, atau sekitar 60 sentimeter. Jalan-jalan gang belum dapat dilintasi sepeda motor, warga yang beraktivitas keluar rumah harus menerobos genangan banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain merendam ratusan rumah, banjir juga merendam fasilitas umum seperti masjid, bangunan sekolah TK hingga kantor posyandu. Meski banjir merendam, tidak ada warga yang mengungsi.

Ayu, yang merupakan warga sekitar mengatakan banjir yang terjadi kali ini merupakan banjir terbesar dari tahun-tahun sebelumnya karena hingga tiga hari genangan banjir tak kunjung surut.

ADVERTISEMENT

"Banjir gede kayak gini terakhir 2020, lima tahun kemudian sama gini juga, sekarang lebih gede, jalan raya sama banjir gede," kata Ayu kepada detikJabar.

Menurut Ayu, saat pertama banjir terjadi sumber air datang dari depan jalan raya dan belakang yang merupakan persawahan. Sehingga pemukiman warga terkepung air. "Air dari depan dan belakang dari sawah sama," tambahnya.

Dengan ada kejadian ini, Ayu berharap ada solusi dari Pemerintah Kota Bandung karena wilayahnya merupakan langganan banjir. Ayu juga ingin ada perbaikan infrastruktur di wilayah tersebut agar banjir yang terjadi tidak parah seperti hari ini.

"Mudah-mudahan ada solusi terbaik buat kita, gimana caranya supaya enggak banjir lagi, soalnya kalau pemukiman lebih tinggi enak, sejak ada itu pemukiman (perumahan baru) kita banjir," ucap Ayu.

Ketua RT 4 Eneng mengatakan, dalam kejadian banjir ini ada puluhan kepala keluarga (KK) rumahnya terendam. "Jiwa ada 300-an, 80 KK, semua terendam. Air sebetis di dalam rumah, di luar rumah sepaha, banjir sudah tiga hari. Rumah saya juga terendam," kata Eneng,

Eneng juga membenarkan banjir yang terjadi kali ini paling parah dari tahun sebelumnya. "Iya lebih parah dari 2020, ketinggian airnya lebih dalam," tambahnya.

Eneng menilai, permukimannya terendam banjir karena masifnya pembangunan wilayah tersebut dari mulai pembangunan perumahan dan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, sementara permukimannya lebih rendah

Terendam banjir selama tiga hari, warga keluhkan masalah air bersih. Sebab, banjir yang merendam membuat air sumur tak bisa digunakan.

Sebelum ada bantuan air bersih warga harus membeli air galon untuk kebutuhan minum hingga mandi. Untuk mendapatkan air bersih, belasan warga harus rela mengantre. "Nggak ada airnya, kebutuhan beli air isi ulang, alhamdulillah ada bantuan," kata Enok.

Enok menyebut, saat ini rumahnya masih terendam dengan ketinggian semata kaki. "Banjir sejak Senin, Selasa dan Rabu. Air di rumah semata kaki, kalau di luar rumah sepaha atau satu meteran," tuturnya.

Kasi Ekbang Kelurahan Rancabolang Johana Siregar mengatakan, banjir yang terjadi di Kelurahan Rancabolang terjadi di 9 RW namun terparah terjadi di RW 3.
"Banjir sejak Tanggal 3, naik airnya. RW yang terdampak RW 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, sembilan RW, paling parah RW 3, karena belum surut sampai sekarang, kalau di RW lain sudah surut," kata Johana kepada detikJabar.

Menurutnya tak ada warga yang mengungsi dalam kejadian ini. "Tidak ada yang mengungsi, semua bertahan, ini sering terjadi dan rutin setiap lima tahun," ujarnya.

Dalam kejadian ini pemerintah sudah menyalurkan bantuan kepada warga dari mulai alat kebersihan, pelayanan kesehatan hingga air bersih.

"Sudah, pertama alat kebersihan, pemeriksaan kesehatan melalui puskesmas, hari ini air bersih dari PDAM, kemudian sembako dari Dinas Sosial, kemarin ada mobile toilet tapi enggak ada lahan buat truknya, untuk MCK masih menumpang ke yang masih digunakan dan MCK kelurahan juga dapat digunakan," jelasnya.

Johana menyebut, sembako dan air bersih merupakan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga. "Sembako, karena lagi puasa, jadi harus optimal, kemudian air bersih ya," tambahnya.

Selain itu, terkait penanganan banjir, Johana mengaku sudah banyak yang dilakukan, namun karena posisi permukiman di RW 3 lebih rendah, sehingga banjir bisa surut jika aliran Sungai Cinambo Baru yang bermuara ke Sungai Cikeruh dan Citarum menyusut volume airnya.

"Sudah banyak, sodetan, pengerukan, normalisasi pakai alat berat, kita terkendala aliran Cinambo Baru kan kita berbatasan dengan Kabupaten Bandung di sana sedimentasinya semakin rendah sehingga back water semua," pungkasnya.

(wip/yum)


Hide Ads