Sudan yang Mencekam, Anak-anak Diperkosa Pria Bersenjata

Kabar Internasional

Sudan yang Mencekam, Anak-anak Diperkosa Pria Bersenjata

Novi Christiastuti - detikJabar
Rabu, 05 Mar 2025 00:05 WIB
Ilustrasi Pemerkosaan Anak
Ilustrasi Pemerkosaan Anak. Foto: Zaki Alfarabi / detikcom
Jakarta -

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak-anak, UNICEF, melaporkan adanya kasus pemerkosaan terhadap anak-anak, termasuk yang baru berusia satu tahun, oleh kelompok bersenjata di Sudan. UNICEF mengecam peristiwa ini sebagai tragedi yang seharusnya "mengejutkan siapa pun".

Mengutip dari detikNews, dalam laporan yang dikutip dari AFP pada Selasa (4/3/2025), UNICEF menegaskan bahwa skala kekerasan seksual terhadap anak-anak di Sudan jauh lebih luas daripada yang tercatat. UNICEF mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghentikan penggunaan kekerasan seksual sebagai taktik perang.

Laporan itu menyebutkan bahwa sejak awal 2024, penyedia layanan kekerasan berbasis gender (GBV) di Sudan telah mencatat sekitar 221 kasus pemerkosaan anak. Dari jumlah tersebut, 66 persen penyintas adalah perempuan, sementara 33 persen lainnya adalah laki-laki. Mirisnya, terdapat 16 korban berusia di bawah lima tahun, termasuk empat anak yang baru berusia satu tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, UNICEF juga mencatat tambahan 77 kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak yang sebagian besar berupa percobaan pemerkosaan.

Korban Takut Melapor karena Ancaman dan Stigma

Menurut UNICEF, data yang tersedia hanyalah gambaran kecil dari besarnya skala kekerasan yang terjadi. Banyak korban dan keluarganya enggan melapor karena takut akan stigma sosial, penolakan dari keluarga atau masyarakat, ancaman dari kelompok bersenjata, pelanggaran privasi, atau bahkan dituduh sebagai kolaborator.

ADVERTISEMENT

"Anak-anak berusia paling muda satu tahun diperkosa oleh pria-pria bersenjata, seharusnya mengejutkan siapa pun dan memaksa tindakan segera," ujar Direktur UNICEF, Catherine Russell.

Ia juga menegaskan bahwa jutaan anak di Sudan berisiko mengalami kekerasan seksual yang digunakan sebagai senjata perang. "Ini merupakan pelanggaran hukum internasional yang keji dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Hal ini harus dihentikan," tegasnya.

Sudan Dilanda Konflik Berdarah Sejak 2023

Sudan terjerumus ke dalam krisis kemanusiaan sejak April 2023 akibat perebutan kekuasaan antara militer Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Konflik ini memicu situasi darurat kemanusiaan yang oleh PBB disebut sebagai salah satu yang terburuk di dunia saat ini.

Dalam laporan berjudul Krisis Pemerkosaan Anak dan Kekerasan Seksual di Sudan, UNICEF mengungkapkan bahwa banyak kasus pemerkosaan terjadi saat kelompok bersenjata menyerbu rumah-rumah, memaksa keluarga menyerahkan anak perempuan mereka, dan memperkosa mereka di depan anggota keluarga.

Namun, laporan tersebut tidak secara spesifik menyebutkan SAF atau RSF sebagai pelaku utama dalam kejahatan ini.

Artikel ini telah tayang di detikNews.

(nvc/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads