Menjadi anggota Polisi Satwa Ditsamapta Polda Jabar adalah sebuah kehormatan. Sama seperti anggota Polri lainnya, tugas Polisi Satwa tak lain dan tak bukan adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dedikasi para anggota Polri yang ada di satuan ini sudah tak diragukan lagi, apalagi seperti anggota K-9 yang setiap harinya harus berdampingan dengan anjing pelacak.
Selain harus menyiapkan fisik pribadi, para anggota K-9 ini juga harus dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan satwanya agar terjalin kebersamaan, lalu dapat bertugas dengan baik saat di lapangan atau saat anjing pelacaknya diterjunkan ke setiap kegiatan.
Polda Jabar memiliki 20 ekor anjing K-9 dan dibagi beberapa jenis di antaranya Herder, Melanius, Labrador, Rottweiler, Doberman hingga mix. Anjing pelacak ini memiliki lima tugas, yakni pelacakan handak, pelacakan narkotik, pelacakan SAR, untuk PHH atau pasukan huru hara, dan pelacakan kriminal atau pelacak umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak cerita menarik dan unik bagi para keeper atau pawang anjing pelacak ini. Berikut ceritanya:
Anjing Divonis Berusia Pendek
Cerita pertama datang dari BA Unit Polsatwa Subnit Cakal Ditsamapta Polda Jabar Brigadir Revaldi Eki Herdiansyah. Revaldi memegang anjing jenis Belgian Malinois yang dinamai Aigo. Kebersamaan Revaldi dan Aigo sudah terjalin sejak 2022 lalu.
Revaldi mengaku senang bisa dekat dengan Aigo. Menurut Revaldi, Aigo anjing yang penurut. Revaldi juga menyebut jika nyawa Aigo hampir melayang karena alami sakit.
"Dukanya Aigo pernah sakit parah sampai dokter hewan mengklaim Aigo umurnya tidak lama lagi, mungkin karena kemauan dia mau sehat dan cemistry-nya kuat alhamdulillah akhirnya bisa sembuh lagi," kata Revaldi kepada detikJabar di Bumi Perkemahan Kiara Payung, Rabu, 19 Februari 2025.
Revaldi mengungkapkan, Aigo merupakan anjing yang dilatih untuk membantu pelcakan umum atau pelacakan kriminal. Aigo bisa mambantu melakukan pencarian pelaku pembunuhan. "Membantu keluarga korban menemukan pelaku, pernah waktu itu kasus di Garut dan Cianjur. Lalu kakek yang bunuh cucunya di Tasikmalaya, dan di Kuningan pembunuhan ibu-ibu oleh tetangganya, dan paling sering pencurian," tuturnya.
Rivaldo pernah melihat perilaku tak biasa Aigo. "Tiap pelacakan ada cerita percaya gak percaya, seperti habis melacak kasus pembunuhan, dia melolong sendiri, kaya melihat sesuatu dan mengaggong ke tempat-tempat tertentu," tuturnya.
Amankan Event Kenegaraan Internasional
Setiap anjing pelacak yang dimiliki Polda Jabar memiliki keahlian tertentu, jika Aigo lihai dalam pelacakan umum. Polda Jabar juga punya anjing pelacak khusus untuk melacak bahan peledak, bahkan pernah melakukan pengamanan di acara kepresidenan berskala internasional. Dia adalah Lexa yang merupakan anjing berjenis Belgian Malinois.
"Lexa sering banget ikut event nasional dan internasional. Event internasional seperti KTT G20 di Bali dan pengamanan Paus di Jakarta, lalu terakhir sterilisasi pengamanan kunjungan presiden Turki," kata BA Unit Polsatwa Subnit Cakal Ditsamapta Polda Jabar Briptu Ardiansyah Aswin Maulana.
Menurut Ardiansyah, Lexa biasanya bisa bekerja dalam melakukan pelacakan bahan peledak beberapa jam sebelum acara digelar. Lexa membantu sterilisasi tempat acara.
![]() |
"Lexa untuk deteksi bahan peledak, kita main 2-3 jam sebelum bermain, Lexa mengecek lokasi untuk mensterilkan supaya tidak ada ancaman bahan peledak," ujarnya.
Disinggung soal suka dan duka bersama Lexa, Ardiansyah menyebutkan jika dia lebih banyak sukanya dibandingkan dukanya. "Suka duka lebih banyak sukanya karena Lexa ini termasuk anjing yang jarang sakit, karena mungkin dia betina gampang mood-moodan, cuman kalau lagi kerja selalu fokus," ujarnya.
Sama seperti manusia, anjing juga memiliki mood, jika mood-nya sedang tidak baik dia tidak akan merasa nyaman. "Untuk Lexa kuncinya satu makanan, dia tidak bisa lapar, sebelum kerja harus makan, lagi kerja harus ada cemilan dan setelah kerja harus makan, kuncinya ada makanan," tuturnya.
"Dia jarang ngamuk karena tipikal anjing yang ceria, cuman kalau lapar harus dikasih makan supaya kerja," tambah Ardiansyah yang sudah tiga tahun menjadi keeper Lexa.
Anjing yang Gampang Senang
BA Unit Polsatwa Subnit Cakal Ditsamapta Polda Jabar Bripda Zidan Ramadan mengatakan, di K-9 dia memegang Bule atau anjing berjenis Golden Retriever dengan keahlian bisa melakukan pelacakan bahan peledak.
"Bule kesehariannya kebanyakan patroli seperti di tempat keramaian dan ibadah, supaya tempat tersebut steril. Setiap hari ke tempat keramaian, koordinasi dengan sekuriti dan susuri ruangan agar terhindar dari bahan peledak," tuturnya.
Menurut Zidan, Bule memiliki karakteristik yang unik salah satunya senang diajak main. "Suka duka, Bule tipikal anjing yang gampang senang, terus dia jarang sakit, karena dia aktif banget, jarang sakit karena Bule, enerhinya full banget," tambahnya.
Mengapa harus setiap hari diajak keluar rumah, Zidan mengatakan Bule tak diajak keluar rumah akan berisik. "Dia kalau gak diajak main kalau gak diajak keluar berisik. banget menggonggong, gak mau diam, harus diajak jalan-jalan dan main," tuturnya.
Junior yang Giat Ikut Berlatih
Jika Pablo merupakan anjing pelacak tertua milik Polda Jabar. Polda Jabar juga memilki anjing muda yang bisa menjadi penerus para seniornya dalam tim K-9.
Anjing itu bernama Kimie berjenis mix Herder dan Belgian Malinois. Menurut BA Unit Polsatwa Subnit Cakal Ditsamapta Polda Jabar Bripda Farhan Nur Andika, Kimie belum memiliki keahlian, tapi saat ini sudah giat ikut berlatih.
"Kimie ini sangat aktif, dia senang bermain apalagi bermain bola seperti kita lempar bolanya, lalu dia mainkan, dan dikejar, mau dia, kesehariannya dia aktif," ujarnya.
Farhan mengatakan, Kime anjing berusia 6 bulan. Meski secara bobot tidak sebesar tubuh anjing pelacak lainnya, namun otot di tubuh Kimie sudah terbentuk.
Disinggung suka duka dan apakah Farhan pernah takut terhadap anjing, dia justru sebaliknya dan sangat suka dengan anjing.
Baca juga: Nasib Kelelawar Raksasa yang Terancam Punah |
"Dari awal tidak ada rasa ketakutan dengan anjing, selama bertahun-tahun saya lebih suka dan sebagai teman bermain sewaktu di kantor," ujar Farhan.
Sebelum menjadi keeper dan saat ini dipertanggungjawabkan menjaga Kimie dia juga sudah mengantongi izin pelatihan untuk menangani anjing pelacak.
"Ada pelatihan dulu, pelatihan Dikjur di Depok, misalkan mau jadi pawang belajar dasar-dasarnya ikutan Dikjur. Dulu (pengetahuan tentang anjing) masih nol, setelah pelatihan bertambah, ditambah ilmu dari senior," pungkasnya.
(wip/sud)