NASA Luncurkan Lunar Trailblazer Si Pencari Air di Bulan

Kabar Internasional

NASA Luncurkan Lunar Trailblazer Si Pencari Air di Bulan

Deutsche Welle (DW) - detikJabar
Sabtu, 01 Mar 2025 12:30 WIB
Satellite orbiting near moon.
Ilustrasi Bulan. Foto: iStock
Jakarta -

NASA memulai misi pencarian air di Bulan dengan meluncurkan satelit seukuran mesin pencuci piring dari Florida, Amerika Serikat (AS). Satelit ini bertugas mengidentifikasi lokasi air di permukaan Bulan.

Mengutip dari detikNews, Sabtu (1/3/2025), Deutsche Welle (DW) melaporkan, peluncuran satelit ini dilakukan pada Rabu (26/2). Misinya adalah mencari keberadaan air, khususnya di kawah-kawah yang selalu berada dalam bayangan di kutub Bulan.

Lunar Trailblazer

Roket SpaceX Falcon 9 membawa pengorbit Lunar Trailblazer milik NASA dan lepas landas dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral. Kendaraan ruang angkasa ini, yang dikembangkan oleh divisi luar angkasa Lockheed Martin, menjadi muatan sekunder di dalam roket tersebut. Sementara itu, muatan utamanya adalah misi pendaratan Bulan yang dipimpin oleh Intuitive Machines.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun Bulan sering dianggap sebagai tempat yang gersang, pengukuran sebelumnya telah menemukan keberadaan air, bahkan di area yang lebih hangat dan terkena sinar matahari. Di daerah yang selalu berada dalam bayangan, terutama di kutub Bulan, para ilmuwan telah lama menduga adanya cadangan es air dalam jumlah besar.

Lunar Trailblazer, yang memiliki berat sekitar 200 kg dan lebar 3,5 meter saat panel suryanya terbuka penuh, dikirim untuk memetakan dan menemukan keberadaan air es di permukaan Bulan.

ADVERTISEMENT

Potensi Air di Bulan dan Manfaatnya

Air di Bulan memiliki potensi besar bagi eksplorasi masa depan. Jika dapat diolah, air ini bisa menjadi sumber persediaan minum bagi astronaut, oksigen untuk bernapas, serta bahan bakar hidrogen bagi roket.

Di dasar kawah-kawah di Kutub Selatan Bulan, yang selalu dalam kondisi gelap, diduga terdapat bongkahan es. Sebagian air juga mungkin terkunci dalam pecahan batuan dan debu di permukaan Bulan.

Lunar Trailblazer dijadwalkan akan melakukan serangkaian penerbangan melintasi Bulan dan orbit melingkar selama beberapa bulan guna memetakan permukaan dengan lebih rinci. Pada akhirnya, kendaraan ini akan mengorbit pada ketinggian sekitar 100 km dan mengumpulkan gambar beresolusi tinggi dari wilayah yang ditargetkan. Data ini akan digunakan untuk menentukan bentuk, distribusi, serta kelimpahan air di Bulan.

Eksplorasi Masa Depan

"Kami melihat air dalam jumlah kecil di bagian Bulan yang terkena sinar matahari, dan menurut kami itu misterius," kata Bethany Ehlmann, ilmuwan planet sekaligus kepala penyelidik misi dan Direktur Keck Institute for Space Studies di Caltech.

Ehlmann menambahkan, "Yang paling menarik adalah potensi es dalam jumlah besar di bagian kutub Bulan yang selalu dalam bayangan. Lunar Trailblazer akan membantu mengungkap jumlah es yang ada."

Lokasi tersebut berpotensi menjadi sumber daya bagi penjelajah Bulan di masa depan.

"Memahami ke mana penjelajah akan berkendara atau astronaut akan berjalan untuk memeriksa endapan untuk sains dan penggunaan sumber daya di masa mendatang akan bermanfaat bagi semua misi pendaratan di masa depan," tambahnya.

Jumlah Air di Bulan

Dua instrumen utama Lunar Trailblazer akan melakukan pengukuran dari orbit secara bersamaan. Instrumen Lunar Thermal Mapper (LTM) bertugas memetakan dan mengukur suhu permukaan Bulan, sementara High-resolution Volatiles and Minerals Moon Mapper (HVM3) akan mengamati permukaan Bulan untuk mendeteksi pola cahaya yang dipancarkan oleh air.

"Kami yakin bahwa pergerakan air di Bulan kemungkinan besar didorong oleh suhu permukaan. Dengan menggabungkan data dari HVM3 dan LTM, kami bisa memahami hubungan ini lebih baik," jelas Tristram Warren, ilmuwan planet dari Universitas Oxford yang turut mengembangkan instrumen LTM.

Sumber air di Bulan diduga berasal dari beberapa kemungkinan. Salah satunya adalah angin matahari, yaitu partikel bermuatan dari Matahari yang bereaksi dengan mineral di Bulan untuk membentuk air. Sumber lain mungkin berasal dari komet atau meteorit yang membawa air ke Bulan selama miliaran tahun.

Meskipun jumlah pasti air di Bulan masih belum diketahui, para ilmuwan memperkirakan jumlahnya bisa mencapai ratusan juta ton.

"Selain untuk eksplorasi manusia, air Bulan juga sangat menarik secara ilmiah. Bulan telah mengorbit dekat Bumi hampir sejak Bumi terbentuk. Jadi, memahami asal-usul air di Bulan dapat membantu kita memahami asal-usul air di Bumi," kata Warren.

Artikel ini telah tayang di detikNews.

(whn/sud)


Hide Ads