Ini Efek Pada Tubuh Setelah 100 Hari Hidup di Bawah Air

Kabar Sains

Ini Efek Pada Tubuh Setelah 100 Hari Hidup di Bawah Air

Aisyah Kamaliah - detikJabar
Sabtu, 01 Mar 2025 06:00 WIB
Diving explorer and medical researcher Dr. Joseph Dituri waves to scuba diver Thane Milhoan inside the Jules Undersea Lodge, in a Key Largo lagoon, Florida Keys, Florida, U.S., May 13, 2023. On Saturday, Dituri broke a record for the longest time living underwater at ambient pressure, in an underwater lodge in the Florida Keys. Dituris underwater mission, dubbed Project Neptune 100, was organized by the Marine Resources Development Foundation and combines medical and ocean research along with educational outreach.   Frazier Nivens/Florida Keys News Bureau/Handout via REUTERS  THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. FOR EDITORIAL USE ONLY
Dr Joseph Dituri hidup di bawah air (Foto: via REUTERS/FRAZIER NIVENS/FLORIDA KEYS NEWS)
Bandung -

Dr Joseph Dituri, ilmuwan dari Amerika Serikat tinggal 100 hari di bawah permukaan air. Ia mengakui ada banyak perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

Dengan berani, Dituri tinggal 20 kaki (enam meter) di bawah permukaan laguna Florida. Laguna adalah air yang tertutup di belakang gugusan karang, pulau-pulau, atau di dalam atol. Dituri baru keluar dari air pada 9 Juni 2023 silam.

Dikutip detikINET dari The Guardian, Dituri menghabiskan waktu dua bulan setengah di Jules' Undersea Lodge, di dasar laguna di Key Largo, Florida. Tak main-main, tekanan atmosfernya lebih tinggi 70% dari permukaan. Itu berarti, Dituri seperti mempertaruhkan hidupnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, dampak yang terjadi diklaim Dituri sangat luar biasa. Dia menyebut eksperimennya memegang kunci untuk isu penuaan pada manusia, dengan artian lain memperpanjang usia harapan hidup orang-orang.

"Saya tidak mencoba mengklaim ini akan membuat Anda immortal. Tapi kita tahu bahwa (eksposur pada peningkatan tekanan) meningkatkan proliferasi stem cell," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia menambahkan eksperimen itu menyebabkan meningkatkan panjang telomer, dan juga meningkatkan kolagen. Tim ilmuwan pun mencoba memeriksa penuaan sel akibat uji coba itu.

"Lihat, saya berusia 55 tahun. Saya baru setengah jalan menjalani hal ini," sambungnya.

Tekanan di dalam senyawa bawah air adalah 25 lb per square inch (kira-kira 17,5 kgf/m²) dibandingkan dengan 14,7 lb per inch (10,3 kgf/m²) di atas air. Dituri, yang meraih gelar doktor dalam bidang teknik biomedis, mengatakan itu berarti sejumlah hal mengalami tekanan, termasuk kandung kemih. Untungnya, di dalam air, segala perlengkapannya untuk hidup tersedia.

Sebagai peneliti dalam pengobatan hiperbarik, Dituri mengatakan bahwa ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menguji darah dan air liurnya guna mengamati perubahan apa pun sebagai akibat dari habitat barunya. Ia juga telah menjalani elektrokardiogram, yang mengukur fungsi jantung, elektroensefalogram, yang merekam aktivitas otak, dan uji fungsi paru, yang menilai kinerja paru-paru.

"Kita tahu bahwa tekanan hiperbarik meningkatkan proliferasi sel punca. Tekanan ini meningkatkan panjang telomer, juga meningkatkan kolagen, dan kolagen merupakan bahan penyusun setiap sel dalam tubuh Anda," katanya.

Joseph Dituri tinggal 74 hari di bawah airJoseph Dituri tinggal 74 hari di bawah air Foto: University of South Florida

Telomer adalah urutan DNA yang cenderung memendek seiring waktu, yang menurunkan produksi sel dan, pada dasarnya, menyebabkan penuaan. Memperpanjang telomer dapat membalikkan proses tersebut, sementara kolagen, merupakan blok pembangun setiap sel dalam tubuh Anda.

Tak cuma hasil medis mencengangkan soal dampak bertahan hidup di bawah air selama 100 hari, Joseph Dituri juga memegang rekor dunia untuk hal itu. Dia memecahkan rekor itu setelah 73 hari tinggal di dalam air.

Penelitian ini masih perlu untuk dilanjutkan agar mendapatkan pemahaman lebih lanjut soal dampaknya pada tubuh manusia. Tapi, beradaptasi nampaknya memang kemampuan super manusia untuk bertahan hidup ya, detikers.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(ask/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads