Indeks kualitas udara di Jawa Barat menunjukkan tren mengkhawatirkan, dengan tingkat polusi yang kian memburuk di beberapa kota besar. Menyikapi hal ini, DPW PPP Jabar mendorong percepatan pembangunan ekosistem berkelanjutan guna menekan dampak pencemaran udara.
Salah satu langkah nyata yang diambil partai berlambang ka'bah ini adalah penanaman pohon di berbagai titik di Jawa Barat melalui kerja sama dengan West Java Conservation Trust Fund (WJCTF) di bawah naungan Yayasan Wanadri.
Ketua DPW PPP Jabar Pepep Saepul Hidayat mengatakan, kualitas udara di Jawa Barat telah menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Data pemantauan kualitas udara terbaru pada Senin, 19 Februari 2025, menunjukkan bahwa beberapa kota di Jawa Barat memiliki kualitas udara yang buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kota Depok mencatatkan Indeks Kualitas Udara (AQI) sebesar 156 dan Kota Bandung sebesar 153, keduanya masuk dalam kategori tidak sehat. Kondisi ini menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia," kata Pepep dalam keterangannya, Kamis (27/2/2025).
Menurut Pepep, polusi udara memiliki dampak negatif yang signifikan tidak hanya terhadap kesehatan manusia, namun juga pada lingkungan, seperti penurunan kualitas tanah dan air, serta kerusakan ekosistem.
Dia mengungkapkan, penanaman pohon merupakan salah satu solusi efektif dalam mengatasi polusi udara. Pohon memiliki kemampuan alami untuk menyerap berbagai gas polutan, seperti karbon dioksida, ozon, nitrogen oksida, amonia, dan sulfur dioksida, sehingga dapat mengurangi emisi karbon di atmosfer.
"Beberapa jenis pohon diketahui memiliki kemampuan tinggi dalam menyerap polutan. Misalnya, pohon trembesi dapat menyerap hingga 28,49 ton karbon per tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pohon akasia yang menyerap sekitar 5,3 ton karbon per tahun," ungkapnya.
"Penanaman pohon-pohon semacam ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam perbaikan kualitas udara di Jawa Barat," sambungnya.
Selain pencemaran udara, tantangan serius yang dihadapi saat ini adalah pengelolaan sampah. Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup, pada tahun 2024, dari 29,96 juta ton sampah yang dihasilkan di 282 kabupaten/kota, sekitar 11,74 juta ton atau 39,18% tidak terkelola dengan baik.
"Situasi ini menimbulkan ancaman signifikan terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sebagai upaya mitigasi, PPP Jabar bersama WJCTF di telah melaksanakan program penanaman pohon di berbagai wilayah dan itu sudah berjalan di beberapa titik, misalnya di Sumedang daerah Tanjungsari, di Tasikmalaya daerah Situ Gede Mangku Bumi, serta di daerah Punclut, Kota Bandung," tutur Pepep.
Lebih lanjut, Pepep mengatakan pihaknya berupaya mengimplementasikan program penanaman pohon secara masif di berbagai wilayah Jabar. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kualitas udara, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
"Dengan melibatkan generasi muda dalam kegiatan ini, diharapkan tercipta kesadaran kolektif yang berkelanjutan dalam menjaga kelestarian alam," tandasnya.
(bba/sud)