Gembira Petani Kopi Cimanggung Sumedang Dapat Bantuan Mesin Grinder

Kabar Kampus

Gembira Petani Kopi Cimanggung Sumedang Dapat Bantuan Mesin Grinder

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Kamis, 27 Feb 2025 02:30 WIB
Politeknik Negeri Bandung beri bantuan petani kopi di Sumedang mesin grinder
Politeknik Negeri Bandung beri bantuan petani kopi di Sumedang mesin 'grinder' (Foto: Dian Nugraha Ramdani/detikJabar)
Sumedang -

Petani kopi yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Hurip Raharja gembira, mereka kini dapat menggiling kopi sendiri karena bantuan mesin grinder dari Politeknik Negeri Bandung (Polban).

Para petani kopi di lahan garapan Gunung Geulis, blok Lebak Kaso, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang ini memang telah beberapa kali mendapatkan bantuan mesin pengolah kopi.

LMDH Hurip Raharja bermitra dengan Politeknik Negeri Bandung sejak tahun 2020. Berbagai peralatan mesin untuk mengolah kopi baru panen hingga menjadi kopi siap seduh kini menjadi lengkap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesin grinder merupakan mesin paling anyar. Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung menyerahkan mesin itu ke LMDH Hurip Raharja pada Rabu (26/2/2025) siang.

Yudi Rukmana, Ketua LMDH Hurip Raharja mengucapkan kalimat gembira dengan pemberian Polban itu. Menurutnya, kini mesin pengolahan kopi sudah cukup lengkap dan masyarakat petani kopi bisa meningkatkan pendapatan dengan mengolah sebagian hasil panen, di samping menjual sebagiannya secara langsung.

ADVERTISEMENT

"Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk P3M Polban yang telah selalu bermitra dengan kami, lebih tepatnya membantu kami mengembangkan usaha di bidang produk pertanian kopi," kata Yudi.

Mesin giling kopi (grinder) itu adalah mesin dengan kapasitas besar. Dalam satu jam, mesin tersebut dapat menggiling 50 kilogram kopi. Jika dipakai secara terus-menerus, mesin grinder itu kuat untuk dipakai selama 8 jam dengan sedikit waktu istirahat untuk pendinginan.

Ketua Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) 2024, Prasetyo. mengatakan timnya membuat mesin giling tersebut sesuai dengan kebutuhan mitra.

"Ini merupakan bantuan ke-4, sejak tahun 2020 kami sudah menjalin kemitraan di sini. Pertama yang kami buat dan berikan adalah mesin roasting (panggang), kemudian mesin pulper (pengupas kulit basah), mesin huller (pengupas kulit kering), dan grinder (pengiling)," kata Prasetyo.

Menurutnya, dalam kemitraan ini, Polban tidak mendapatkan keuntungan finansial. Bantuan-bantuan yang diberikan kepada kelompok tani lebih kepada penuntasan pengabdian Polban kepada masyarakat.

"Secara finansial tidak ada, tapi kami justru terbantu karena kewajiban pengabdian kepada masyarakat dapat terlaksana. Bantun yang diberikan bisa beragam, ada ilmu, produk, dan yang lainnya, terutama bantuan ini untuk masyarakat yang dari sisi pendapatan dan kesejahteraan masih rendah," katanya.

Dalam menentukan bantuan yang akan diberikan, P3M Polban biasanya melakukan kurasi berdasarkan pengajuan dan wawancara lapangan kepada kelompok mitra.

"Hasil wawancara itu kami turunkan jadi latar belakang yang selanjutnya menjadi pengajuan (pendanaan) kepada lembaga P3M Polban untuk dieksekusi," katanya.

Bukan memberi tanpa evaluasi, P3M Polban juga menunjuk orang-orang yang terdiri atas dosen untuk mengevaluasi produk bantuan yang telah diberikan kepada mitra dari sisi kegunaan dan dampaknya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads