Wabah Misterius di RD Kongo, 50 Orang Tewas dalam Hitungan Jam

Wabah Misterius di RD Kongo, 50 Orang Tewas dalam Hitungan Jam

Devandra Abi Prasetyo - detikJabar
Kamis, 27 Feb 2025 00:30 WIB
Virus Nipah dikhawatirkan dapat jadi ancaman munculnya pandemi baru di dunia. Selain karena angka kematian yang tinggi, virus itu diketahui belum ada obatnya.
RD Kongo diserang wabah misterius. Foto: Getty Images/Lauren DeCicca
Jakarta -

Sebuah penyakit misterius tengah melanda wilayah barat laut Republik Demokratik Kongo, menyebabkan lebih dari 50 kematian hanya dalam hitungan jam setelah terjangkit.

Mengutip dari detikHealth, Rabu (26/2/2025), CNN melaporkan, penyakit ini telah terdeteksi setidaknya dalam lima minggu terakhir. Kasus pertama ditemukan pada tiga anak yang diketahui mengonsumsi daging kelelawar.

Direktur Rumah Sakit Bikoro, Serge Ngalebato, mengungkapkan bahwa gejala yang muncul meliputi demam, muntah, serta pendarahan dalam. Kematian umumnya terjadi dalam waktu sekitar 48 jam setelah gejala pertama muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini benar-benar mengkhawatirkan," kata Serge.

Gejala penyakit ini menyerupai beberapa virus mematikan seperti Ebola, demam berdarah, Marburg, dan demam kuning. Wabah terbaru di Republik Demokratik Kongo dilaporkan mulai menyebar pada 21 Januari 2025. Hingga kini, tercatat 419 kasus dengan 53 kematian.

ADVERTISEMENT

Asal Mula Wabah dan Penularan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Afrika, wabah ini bermula di Desa Boloko. Tiga anak yang mengonsumsi daging kelelawar tersebut meninggal dalam waktu 48 jam setelah terjangkit.

Kekhawatiran mengenai penularan penyakit dari hewan ke manusia telah lama menjadi perhatian, terutama di daerah yang sering mengonsumsi hewan liar. WHO mencatat bahwa dalam satu dekade terakhir, jumlah wabah serupa di Afrika meningkat lebih dari 60 persen.

Setelah wabah kedua merebak di Desa Bomate pada 9 Februari 2025, sebanyak 13 sampel kasus dikirim ke Institut Nasional untuk Penelitian Biomedis di Kinshasa, ibu kota Kongo, guna dilakukan pengujian lebih lanjut. WHO mengonfirmasi bahwa semua sampel tersebut dinyatakan negatif untuk penyakit demam berdarah yang umum terjadi. Namun, beberapa sampel terdeteksi positif malaria.

Peneliti dan tenaga medis masih berusaha mengidentifikasi penyebab pasti penyakit ini. Sementara itu, langkah pencegahan dan pengawasan diperketat guna mencegah penyebaran lebih lanjut.

Artikel ini telah tayang di detikHealth.

(dpy/sud)


Hide Ads