Warga kembali melakukan aksi unjuk rasa soal penuntutan ganti rugi dari pembangunan tol Cisumdawu. Bahkan, warga juga sempat nekat menerobos jalur tol hingga hampir menutup total jalan tol Cisumdawu.
Aksi unjuk rasa ini dilakukan oleh warga dari tiga desa yang terdampak dari pembangunan jalan tol, yang diantaranya warga dari Desa Sirnamulya, Desa Mulyasari, serta, Desa Girimukti. Sementara aksi berlangsung di ruas jal Tol Cisumdawu lebih tepatnya di Kilometer 178 arah Sumedang menuju Bandung, Dusun Binong, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, pada Rabu (26/2/2025).
Berdasarkan pantauan detikJabar di lokasi, ratusan warga sudah datang berkumpul sejak pagi hari. Mereka pun langsung melakukan orasi. Tidak berhenti di situ, warga yang memaksa masuk ke area jalan tol langsung dihalau oleh petugas gabungan. Namun, warga sempat berhasil menerobos jalan tol dan menutup sebagian jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi menerobos jalan tol tersebut tidak berlangsung lama, petugas pengamanan langsung menghalau warga dan kembali menarik warga ke area pinggir jalan tol.
Menurut Dede Rohana salah satu warga dari Desa Mulyasari yang terdampak pembangunan jalan tol, di Mulyasari sendiri tercatat sebanyak 19 rumah hingga area persawahan yang terdampak. Sehingga, warga meminta kepada pemerintah hingga pihak terkait lainnya agar bidang tersebut bisa dibebaskan.
"Semuanya ada 19 rumah sama sawah yang terdampak. Harapannya sih pengen dibebasin sama pemerintah soalnya rumahnya juga pada rusak, pengennya secepatnya dibebasin," ujar Dede kepada detikJabar di lokasi unjuk rasa.
"Kalau area persawahan itu kena longsor jadi tidak bisa ditanam apa-apa lagi udah banyak batu. Kalau normal dalam setahun bisa tiga kali panen," sambungnya.
Dede mengungkapkan, untuk pembebasan lahan sudah pernah ada pembahasan pada tahun lalu. Dalam pembahasan tersebut pihak terkait berjanji akan melakukan penetapan lokasi. Namun, hingga saat ini warga tidak mendapatkan kejelasan apapun terkait dengan tindak lanjut pembebasan lahan yang terdampak pembangunan.
"Pernah ada pertemuan sama pihak terkait sama warga di tiga desa ini waktu di Desa Licin. Nah katanya dua Minggu setelah lebaran tahun kemarin ada penlok katanya dari beberapa bidang, cuman sampai dengan sekarang tidak ada lagi," ungkapnya.
Disampaikan Dede, warga khususnya di tiga desa melakukan aksi demo karena mengaku sudah muak dengan tanpa adanya kejelasan soal pembebasan lahan ini maupun ganti rugi.
"Iya sudah muak soalnya demo bukan sekali dua kali, setiap demo ada BPN dama CKJT juga sama dari pemerintah cuman ya sampai dengan sekarang nggak jelas," pungkasnya.
Sementara itu, hingga pukul 12.00 WIB aksi unjuk rasa masih berlangsung di area jalan tol. Warga terlihat tengah beraudiensi bersama dengan pihak pengelola tol Cisumdawu, sementara petugas pengamanan masih menjaga di lokasi unjuk rasa.
Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono menyampaikan bahwa kondisi di lokasi aksi unjuk rasa warga sudah berjalan kondusif.
"Situasinya sudah kondusif. Kita meminta agar pihak-pihak terkait agar menyampaikan kejelasan terkait dengan tuntutan dari masyarakat ini," kata Joko di lokasi demo.
Untuk mengamankan aksi unjuk rasa, ratusan personel dari tim gabungan pun dikerahkan. "Total personel yang dikerahkan ada 250 orang baik itu dari Polri, TNI, dan Pemkab Sumedang. Tapi selama itu kami akan terus memfasilitasi dari mereka dengan menghadirkan pihak terkait lainnya," ungkap Joko.
(dir/dir)