Cara Nyentrik Aktivis Kirim Karangan 'Bunga' Sampah ke Balekota Tasikmalaya

Cara Nyentrik Aktivis Kirim Karangan 'Bunga' Sampah ke Balekota Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Senin, 24 Feb 2025 12:39 WIB
Aktivis lingkungan saat menggelar aksi ke Balekota Tasikmalaya.
Aktivis lingkungan saat menggelar aksi ke Balekota Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Aktivis lingkungan Kota Tasikmalaya mengirimkan karangan sampah sebagai ucapan selamat kepada Wali Kota Viman Alfarizi dan Wakil Wali Kota Diky Candra, ke Balekota Tasikmalaya, Senin (24/2/2025).

Selain itu mereka juga menggelar aksi teatrikal yang mengandung kritik terhadap upaya pengelolaan sampah dan masalah-masalah sosial yang terjadi di Tasikmalaya. Tak lupa mereka juga menyertakan 2 bibit pohon beringin untuk Pemkot Tasikmalaya.

Pengiriman karangan sampah ini menjadi unik, karena berbeda diantara puluhan bahkan ratusan karangan bunga yang berderet di kantor Wali Kota Tasikmalaya Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski terbuat dari sampah, ucapan selamat itu cukup artistik. Sampah-sampah plastik dikreasikan berbentuk bunga. Di bagian tengah terdapat lukisan wajah Viman dan Diky, kemudian disertakan pula selarik puisi untuk keduanya.

Ashmansyah Timutiah, aktivis Komunitas Cermin Tasikmalaya mengatakan aksi itu merupakan bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh tanggal 21 Februari. Dia juga menyebut persoalan penanganan sampah di Kota Tasikmalaya masih menjadi persoalan besar yang belum selesai.

ADVERTISEMENT

"Ini sangat simbolik ya, bahwa 21 Februari itu Hari Peduli Sampah Nasional dan di Kota Tasikmalaya terkait persoalan sampah tidak selesai-selesai. Sekarang pemimpin baru harus bisa menyelesaikan sampah, apa artinya ada Wali Kota dan Wakilnya kalau tidak menyelesaikan masalah sampah," kata Ashmansyah.

Dia juga menyoroti persoalan sampah dalam konotasi lain, atau sampah dalam arti persoalan sosial yang menjadi tantangan bagi duet Viman-Diky.

"Yang kedua, persoalan sosial lain yang sudah seperti sampah, membeludak penuh, misalnya persoalan korupsi, kemiskinan, persoalan Narkoba hingga LGBT itu menumpuk. Maka Wali Kota sekarang harus bisa menyelesaikan. Kalau tidak bisa menyelesaikan persoalan ini, tidak ada wali kota sebenarnya enggak masalah," kata Ashmansyah.

Kemudian terkait pemberian bibit pohon, Ashmansyah mengatakan ada pesan khusus dari aksi itu. Dia ingin memberi pesan, Pemkot Tasikmalaya harus tumbuh seperti pohon.

"Pemerintah itu harus seperti pohon, tumbuh ke atas dan juga tumbuh ke bawah, dan di tengah-tengah masyarakat dibawahnya bisa mendapat manfaat. Ke angkasa dia akan tumbuh religiusitas masyarakat, dan ke bawah akan mengakar budayanya dan di permukaan tanah masyarakat akan sejahtera, itu pesan yang kami sampaikan," kata Ashmansyah.

Aktivis lingkungan saat menggelar aksi ke Balekota Tasikmalaya.Aktivis lingkungan saat menggelar aksi ke Balekota Tasikmalaya. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Candra yang menerima langsung penyerahan karangan sampah itu mengaku memberikan apresiasi.

"Saya secara pribadi bersama Pak Viman dan juga OPD hanya manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan, jadi sangat butuh diingatkan seperti ini. Jadi kami tidak mau terlalu anti kritik, karena walau pun bagaimana kami tidak sempurna dan butuh pengingat, Alhamdulillah terima kasih masukannya poin-poin yang didapatkan sangat luar biasa," kata Diky.

Dia mengakui penanganan sampah harus menjadi program prioritas karena sangat vital bagi kehidupan masyarakat. Pengelolaan sampah yang gagal berpotensi menyebabkan bencana.

"Kebanyakan bencana dikarenakan bencana alam, akibat sampah, banjir. Tapi awal dari bencana itu mayoritas akibat bencana akhlak, korupsi, pembangunan yang tak memperhatikan lingkungan. Masukan ini buat saya sangat positif, terima kasih dan jangan pernah lelah mengingatkan kami," kata Diky.

Jalannya aksi yang mendapat pengawalan aparat keamanan ini berlangsung kondusif. Kehadiran para aktivis ini cukup menarik perhatian, karena mereka mengenakan kostum yang unik.

Mereka mengenakan penutup wajah dari kantung plastik. Belum lagi kehadiran seorang perempuan berbaju putih yang melakukan aksi teatrikal mandi sampah, kemudian dia menyerahkan sekuntum bungan kepada Diky Candra.

Dia akhir kegiatan, aktivis dan pejabat pun bersama-sama membersihkan sampah yang tercecer akibat aksi tersebut.*

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads