Siang itu, suasana di Pasar Ayam, Plered, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon tampak ramai. Tak peduli seberapa panasnya matahari dari hembusan debu yang menerpa, Surya tetap setia berjaga di lapak burung miliknya.
Surya merupakan salah satu dari sejumlah pedagang di Pasar Ayam yang menjajakan dagangannya. Dengan topi koboi berwarna coklatnya, Surya sering dipanggil juga dengan sebutan Pak Koboi.
Meski dinamakan Pasar Ayam, tapi Surya lebih memilih untuk menjual burung, alasannya, karena sejak dulu dirinya hobi memelihara burung. Selain karena hobi, alasan lain Surya berjualan burung adalah untuk menghidupi keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kan punya keluarga anak istri, saya suka burung, tapi jangan suka saja, akhirnya jualan burung, kan lumayan penghasilnya. Sudah 13 tahun jualan. Dulunya di sini emang isinya orang berjualan ayam, tapi lama-kelamaan tambah banyak ada yang jualan burung, pakaian sampai ada yang jualan batu akik. Dari tahun 1980-an itu sudah ada Pasar Ayam," tutur Surya, Minggu (23/2/2025).
Mulanya, Surya hanya memiliki 4 burung yang dijual, namun, seiring berjalannya waktu, usaha burungnya pun berkembang pesat, hingga sekarang memiliki puluhan burung yang dijual, dari mulai burung dara, perkutut, hingga murai.
"Sekarang saja bawa 19 burung, kadang bisa sampai 25 burung sehari," tutur Surya.
Surya mendapatkan burung tersebut dari para penjual burung, yang Surya beli saat burungnya masih kecil. Oleh Surya, burung yang masih kecil tersebut dirawat hingga besar, lalu dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Sebagai seorang yang sudah belasan tahun menekuni usaha burung, ada banyak duka yang Surya alami. Dari mulai ditipu saat beli anak burung secara online, hingga burung yang mati atau terbang karena kurang diperhatikan.
Meski begitu, Surya tidak kapok, baginya, hal tersebut sudah menjadi resiko dari usahanya. Menurutnya, dibutuhkan konsistensi dan perhatian khusus dalam merawat burung.Jika tidak maka akan merugi.
"Pernah beli dari orang online, baru dua hari burungnya mati karena sakit. Tapi pas beli bilangnya nggak sakit. kadang juga burungnya lepas, sekali lepas bisa sampai 3 burung, tapi alhamdulillah saya nggak menyerah," tutur Surya.
![]() |
Surya memaparkan, berbeda dengan dulu, sekarang usaha burung jauh lebih sulit. Dulu, dalam sehari Surya bisa menjual sampai 10 burung dengan omzet ratusan ribu rupiah. Tapi sekarang, ia hanya bisa menjual sekitar 2-3 burung dengan omzet puluhan ribu rupiah. Surya sendiri tidak mengetahui secara pasti kenapa lapak burungnya sepi.
"Sekarang sepi cuman puluhan ribu dapatnya, kalau dulu bisa sampai Rp 250.000 sehari, harganya juga lagi turun," tutur Surya.
Meski penghasilannya tidak menentu, tapi Surya masih akan tetap berjualan burung. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Surya juga bekerja sebagai perajin rotan di salah satu toko rotan di Kabupaten Cirebon.
"Saya kan butuh makan, kalau nggak jualan burung nanti anaknya mau jajan apa, ditambah sekalian menyalurkan hobi juga," pungkas Surya.
(yum/yum)