Suherlan (33), Elan atau yang akrab disapa Samson dikenal luas sebagai preman kampung di Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Tubuhnya yang kekar, dan memiliki tatapan mata yang tajam kerap membuat warga ketakutan. Apalagi, kalau ia mengamuk sambil menenteng senjata.
Terus berada dalam bayang-bayang ketakutan, tak jarang warga melakukan perlawanan. Seperti yang terjadi di Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Simpenan, Kabupaten Sukabumi pada 7 Januari 2024 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, Samson ternyata punya daya tahan fisik yang luar biasa. Usai berbuat onar, warga mengamuk kemudian melakukan perlawanan hingga membuat Samson terluka.
Walau demikian, Samson masih mampu berenang menyeberangi Sungai Cimandiri yang berarus deras dengan lebar kurang lebih 100 meter. Ia bahkan menghindari lemparan batu sambil sesekali menyelam.
Sampai akhirnya, ia ditangkap polisi dan dibawa ke RSJ Marzuki Mahdi untuk mendapatkan perawatan, karena diduga Samson adalah seorang ODGJ.
Setelah beberapa bulan, kabar mengejutkan datang. Samson ditemukan tewas berlumuran darah, setelah bentrok dengan warga pada 21 Februari 2025 sore. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya balok hingga bambu runcing berdarah.
Di balik kebrutalannya, ada sisi-sisi yang jarang diketahui tentang Samson.
1. Pesan Terakhir Samson
Ema Purnamasari (43), bibi dari Samson, mendapatkan pesan terakhir dari keponakannya itu. Pesan itu bukan tentang dirinya, melainkan untuk anak perempuan semata wayangnya yang masih berusia 2,5 tahun.
Ema mengungkap bahwa Samson sering pulang ke rumahnya untuk makan, minum, dan menginap, terutama setelah keluar dari rumah sakit. Sehari sebelum kejadian, Samson datang ke rumah bibinya dan menitipkan anaknya dengan suara penuh harap. Hal itu terjadi pada Jumat (21/2/2025) pagi.
"Bi, nitip anak. Sampai gimanapun anak walaupun neneknya sendiri jangan dibawa, terkecuali sama bibi. Sampai kapanpun ini anak titip," kata Samson seperti ditirukan oleh Ema saat diwawancarai detikJabar di Kampung Salagedang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025).
![]() |
2. Tak Membuat Onar di Lingkungan Keluarga
Menurut Ema, di mata keluarga, Samson dikenal baik. Namun, ia mengakui bahwa keponakannya itu sering membuat ulah di luar lingkungan keluarga.
"Kalau di mata keluarga ya baik. Cuma kalau bikin ulah ya pasti bikin ulah. Sering minta-minta di pasar, saya sempat dengar bahkan melihat dengan mata kepala sendiri dia bikin onar ya kaya begitu," katanya.
Namun, Ema menegaskan bahwa di lingkungan rumahnya di Kampung Selagedang, Samson tidak pernah menimbulkan masalah.
"Di sini kan tidak ada masalah sama masyarakat, tidak ada masalah sama RT, sama RW, tidak ada onar sedikit pun. Saya tidak menambah-nambahkan, ini fakta. Saya selaku bibinya karena ada anaknya dititip ke saya," jelasnya.
3. Dikenal Sering Berbagi
Samson disebut sering ke masjid dan sholat. Ia juga dikenal berbagi dengan tetangga jika memiliki rokok atau makanan.
"Sering ke masjid, sering sholat. Kalau ada rokok, sering ngasih ke tetangga. Mau bagaimana, bikin onar ya? Di sini mah gak pernah, gak ada kejadian. Sampai kemarin gak ada kejadian di sini," katanya.
4. Orang Tua Bertanggung Jawab
Anak Samson saat ini berusia 2,5 tahun, sementara istrinya telah bercerai sejak usia anaknya masih bayi. Menurut Ema, meskipun memiliki banyak masalah, Samson tetap berusaha memenuhi kebutuhan anaknya.
"Kalau lagi ke laut, kan suka ngebantu ngasih susu. Tapi kalau gak ada masalah, mah dia bawa minuman, bawa apa gitu buat anaknya. Walaupun segila-gilanya manusia, tapi kan ada benarnya," ujarnya.
5. Sering Bersih-bersih Masjid
Seorang warga menyebut bahwa semasa hidupnya, Samson kerap bersalawat di masjid tersebut, baik saat subuh maupun tengah hari.
"Dia suka bersih-bersih masjid, sering selawatan juga. Kadang siang hari, kadang pagi buta sebelum salat subuh," tutur warga tersebut.
(yum/yum)