Siswa-siswi di 3 SMA Negeri di Jawa Barat terpaksa tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) gegara pihak sekolah yang terlambat meng-input Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Hal itu mendapat sorotan tajam dari Anggota Komisi V DPRD Jabar, Zaini Shofari yang menyebut sekolah telah merampas hak siswa untuk bisa mendaftar perguruan tinggi melalui jalur SNBP.
"SNBP ini hadir untuk memberi ruang kepada siswa karena memiliki hak yang sama. Dia (siswa) memiliki prestasi akademik atau nonakademik, itu kan haknya," ucap Zaini saat dihubungi, Rabu (19/2/2025).
Zaini mengungkapkan, sekolah lalai karena menunda-nunda melakukan finalisasi PDSS yang seharusnya sudah rampung dilakukan pada 6 hingga 31 Januari 2025. Namun karena kelalaian sekolah, siswa menjadi korban setelah gagal mengikuti SNBP.
Diketahui, 3 sekolah yang siswanya dipastikan tidak bisa ikut SNBP ialah SMAN 7 Cirebon, SMAN 1 Pebayuran Bekasi dan SMAN 1 Telukjambe Barat Karawang.
Meski Disdik Jabat menyebut siswa akan diarahkan dan didampingi untuk mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) sebagai bentuk kompensasi, namun menurut Zaini sekolah telah menghilangkan hak siswa ikut SNBP.
"Yang 3 ini sudah tidak bisa melanjutkan ketika ada perpanjangan. Sehingga hak siswa itu yang soal prestasi menjadi tidak terpenuhi. Ini murni kelalaian sehingga haknya tidak diberikan oleh sekolah," ungkapnya.
"Bukan kemudian sekarang mencari solusi dengan mengarahkan ke SNBT, oke itu kompensasinya tapi persoalannya hak dasarnya sudah hilang. Sekolah menghilangkan hak siswa untuk mengikuti SNBP," sambungnya.
Karena itu, Zaini menegaskan harus ada sanksi tegas kepada sekolah yang lalai. Sanksi yang diberikan kata dia bisa bermacam-macam, termasuk mencopot kepala sekolah yang bertanggung jawab penuh atas masalah tersebut.
"Perlu ada sanksi agar jadi pembelajaran tidak. Siswa terlambat datang saja dihukum, masa sekolah ternyata salah tidak dihukum. Hukumannya menurut saya sesuai mekanisme yang ada, bisa surat teguran atau kalau perlu dicopot (kepala sekolah)," tegasnya.
(bba/iqk)