Amerika Serikat (AS) tengah dilanda badai salju dahsyat yang menewaskan sedikitnya 14 orang. Bencana ini terjadi setelah wilayah tengah dan timur AS mengalami banjir, angin kencang, serta suhu ekstrem yang membekukan.
Mengutip dari detikNews, laporan berbagai, badai musim dingin yang menerjang AS membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Data terbaru menunjukkan bahwa badai ini telah merenggut 14 nyawa, dengan sebagian besar korban berasal dari negara bagian Kentucky.
Baca juga: King Kong Si Kerbau Raksasa dari Thailand |
Layanan Cuaca Nasional (NWS) pada Senin (17/2) waktu setempat mengeluarkan peringatan terkait sistem badai yang membawa udara Arktik ekstrem. Suhu dingin yang memecahkan rekor diperkirakan akan terjadi, dengan angin dingin mencapai minus 51 derajat Celsius di Montana dan North Dakota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Kentucky, Andy Beshear, mengonfirmasi bahwa jumlah korban jiwa di negara bagiannya telah meningkat menjadi 12 orang. "Saya mendapatkan berita yang lebih sulit. Jumlah korban tewas di Kentucky kini meningkat menjadi 12 orang," ujarnya, dikutip dari AFP. Angka ini bertambah dari delapan korban yang dilaporkan sebelumnya.
Sementara itu, West Virginia juga melaporkan korban jiwa akibat badai ini. Gubernur Patrick Morrisey menyampaikan bahwa setidaknya satu orang di negara bagiannya meninggal dunia akibat cuaca buruk.
"Kami mengonfirmasi satu korban jiwa saat ini," kata Morrisey dalam konferensi pers. Ia juga memperingatkan bahwa potensi banjir lebih lanjut masih bisa terjadi. "Masih ada beberapa orang yang hilang," tambahnya.
Pihak berwenang terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem ini. Badai musim dingin yang terjadi tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk transportasi dan distribusi energi.
Pemerintah setempat bersama tim penyelamat terus berupaya menangani dampak badai dan mencari korban yang masih hilang. Warga di wilayah terdampak diharapkan untuk mengikuti perkembangan cuaca dan mematuhi instruksi keselamatan guna menghindari risiko lebih lanjut.
Dengan cuaca yang diperkirakan tetap ekstrem dalam beberapa hari ke depan, masyarakat di wilayah terdampak diimbau untuk mengambil langkah-langkah perlindungan guna mengurangi dampak buruk badai ini.
Satu korban tewas lainnya ada di Atlanta, Georgia. Menurut pejabat dinas pemadam kebakaran setempat, Scott Powell, satu korban itu tewas ketika sebuah pohon yang berukuran 'sangat besar' tumbang menimpa rumahnya pada Minggu (16/2) waktu setempat.
Sebagian besar korban di Kentucky, menurut Beshear, tewas tenggelam ketika terjebak di dalam kendaraan mereka akibat air banjir yang naik dengan cepat. Para korban tewas itu mencakup seorang ibu dan anaknya.
Gubernur setempat mendesak masyarakat untuk menghindari jalan raya di seluruh negara bagian, di mana otoritas lokal dan federal telah mengumumkan keadaan darurat. Beshear menyebut lebih dari 1.000 orang telah diselamatkan oleh tim pertolongan pertama dalam waktu 24 jam.
NWS memperingatkan bahwa sistem cuaca dingin akan berdampak pada wilayah yang luas, menyebabkan suhu turun di dataran tengah, pesisir timur, dan hingga ke pantai teluk agian selatan.
"Massa udara Arktik yang sangat dingin diperkirakan akan terus berdampak pada wilayah utara-tengah AS dan juga menyebar lebih jauh ke selatan dan timur dalam beberapa hari ke depan," demikian peringatan NWS.
Aliran listrik untuk ribuan rumah telah pulih pada Senin (17/2) waktu setempat. Namun lebih dari 50.000 pelanggan masih mengalami pemadaman listrik di negara bagian West Virgina, Pennsylvania, dan Maryland.
Artikel ini telah tayang di detikNews.
(whn/sud)