Patah Hati Rustandi Papan Penyelamat Hancur Digilas Eksavator

Patah Hati Rustandi Papan Penyelamat Hancur Digilas Eksavator

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 11 Feb 2025 13:00 WIB
Ruslandi dan papan surfing ringsek milikny
Ruslandi dan papan surfing ringsek miliknya (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Pembongkaran yang dilakukan Tim Terpadu di kawasan pesisir Sukawayana - Citepus, Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada Selasa (4/2/2025) dan Rabu (5/2/2025) menyisakan duka bagi Ruslandi, seorang anggota Balawista yang selama ini berjibaku menyelamatkan nyawa wisatawan.

Papan surfing satu-satunya yang ia beli hasil patungan dengan teman-temannya hancur dihantam alat berat yang sedang melakukan penggusuran. Padahal, papan itu bukan sekadar alat bermain, melainkan sarana utama yang telah menyelamatkan ratusan wisatawan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) pesisir Sukawayana.

Ruslandi mengenang kejadian itu dengan getir. Ia sedang membereskan warungnya ketika ekskavator mendekat. Ia sudah berteriak kepada petugas bahwa di sana ada alat penyelamat, namun tak dihiraukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selasa sekitar jam 10.00 WIB, saya sedang beberes warung, belum sempat lihat papan surfing sedang di atas bale. Saat alat berat nyamperin, saya sudah bilang ke petugas ada alat rescue, namun tidak didengar, langsung jalan saja. Padahal saya sudah berteriak, saat saya ambil, papan itu sudah hancur," kata Ruslandi, menceritakan kisahnya kepada detikJabar, Sabtu (8/2/2025).

Tak hanya papan surfing, barang-barang lain miliknya juga belum sempat diselamatkan. Namun yang paling menyakitkan baginya adalah kehilangan alat yang telah menyelamatkan begitu banyak nyawa.

ADVERTISEMENT

"Itu papan pribadi, beli sendiri hasil nabung sama teman-teman. Papan ini sudah empat tahun saya pakai buat nolong orang tanpa meminta sepeserpun, tanpa pamrih karena kebetulan saya juga anggota Balawista," lanjutnya.

Ruslandi dan timnya di Balawista kerap menjadi garda terdepan penyelamatan di pantai terutama di kawasan Sukawayana di wilayah Cikakak dan Citepus. Dengan papan surfing itulah mereka menolong wisatawan yang terseret arus.

"Kalau dihitung, sudah tidak terhitung berapa orang yang kami selamatkan, dari Sukawayana sampai Karanghawu. Minggu kemarin saja tiga orang selamat, meski satu kritis tapi nyawanya terselamatkan di kawasan ini," ujar Ruslandi.

Baginya, papan surfing itu bukan sekadar alat. Ia adalah saksi bisu dari perjuangan menyelamatkan nyawa. Namun, dalam penggusuran itu, jasa dan pengabdian mereka seakan tak dihargai.

"Ini bukan soal harga, walaupun sudah jelek, papan itu masih bisa menolong orang. Kalau pantai ramai dan aman, pengunjung juga ramai. Tapi jasa kami seakan tak dihargai," tutupnya.

(sya/yum)


Hide Ads