Dalam rasi Bintang Anjing (dogstar) ada bintang yang bersinar paling terang. Itulah bintang Sirius, bintang paling terang yang telah sejak lama dikagumi manusia.
Bintang Sirius dikagumi karena sistem bintang ganda Sirius (dengan satu bintang telah mati dan satu lagi bersinar paling terang) bisa menjadi petunjuk perjalanan di malam hari. Saking terangnya, bahkan bintang Sirius dijadikan sesembahan oleh masyarakat Arab pra-Islam.
Masyarakat Arab Jahiliyyah menjadikan bintang Sirius sebagai sesembahan. Di samping itu, bintang-bintang juga dijadikan sebagai acuan penentuan hari baik dan buruk, dan lain sebagainya yang bertalian dengan perbintangan, nujum, atau zodiak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk yang percaya dengan zodiak, Allah SWT memberi penjelasan di dalam Al-Quran bahwa Dialah yang sejatinya bisa memberikan kekayaan dan kecukupan, bukan bintang-bintang yang melakukannya.
Sebaliknya, bintang-bintang itu sendiri merupakan makhluk yang Allah SWT ciptakan. Termasuk bintang Sirius yang disembah masyarakat Arab ketika itu.
Bintang Sirius di dalam Al-Quran
Masyarakat Arab pra-Islam menyembah bintang Sirius, dan untuk mematahkan keyakinan masyarakat Arab tersebut, Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran.
Al-Quran surat An-Najm (Bintang) ayat 49 menegaskan bahwa apa yang menjadi sesembahan masyarakat Arab itu sejatinya ada di dalam penguasaannya, ada di dalam pengurusannya, bahkan Dialah yang menciptakan bintang itu.
Nama bintang Sirius di dalam Al-Quran disebutkan As-Syi'ra. Bintang Syi'ra. Berikut ayatnya:
وَاَنَّهٗ هُوَ رَبُّ الشِّعْرٰىۙ ٤٩
wa annahû huwa rabbusy-syi'râ
"Bahwa sesungguhnya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'ra." (Q.S. An-Najm ayat 49)
Dalam Tafsir At-Thabari susunan Ibnu Jarir Ath-Thabari (wafat 310 H), dijelaskan bahwa mengenai ayat tersebut, bintang Syi'ra merupakan bintang yang "disembah oleh sebagian masyarakat Jahiliyah selain Allah SWT".
Sains mengungkapkan bahwa Sirius menjadi bintang paling terang karena memiliki masa sekitar dua kali ukuran matahari. Ukuran bintang Sirius A adalah sekitar 2,4 juta kilometer. Bintang ini yang bersinar paling terang.
Sementara bintang yang mengikutinya, yaitu bintang Sirius B berukuran sekitar 12.000 kilometer. Bintang Sirius B ini adalah bintang katai putih yang redup.
Yang Disembah Bangsa Arab Pra-Islam Bukan Hanya Bintang
Masyarakat Arab sebelum datangnya Islam punya sejumlah sesembahan, mulai dari patung berhala hingga matahari dan bintang-bintang:
1. Menyembah Berhala
Pemikir Islam, Ali As-Sahbuny dalam Kamus Al-Qur'an: Quranic Explorer sebagaimana dikutip detikEdu menjelaskan bahwa masyarakat Arab pada mulanya mengikuti ajaran Nabi Ibrahim AS. Namun, rentang waktu yang panjang membuat masyarakat menambahi dan mengurangi ajaran itu.
Puncaknya adalah Pemimpin Bani Khuza'ah, Amru bin Luhai yang bepergian ke Syam melihat ada penduduk di sana menyembah berhala. Amru lalu percaya bahwa itu ajaran yang benar sebab Syam tempat diutusnya para nabi dan rasul.
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Seri Sirah Nabawi: Posisi Bangsa Arab dan Gambaran Masyarakat Arab Jahiliyah, menyebutkan Amru membawa salah satu berhala, Hubal, dan meletakkannya di dalam Ka'bah.
"Dia mengajak penduduk Makkah untuk menjadikan (Hubal) sekutu bagi Allah. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti Makkah karena menganggap mereka sebagai pengawas Kakbah dan penduduk tanah suci," tulis Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri.
Setelah Hubal, berhala dari batu akik berwarna merah berbentuk patung manusia, mereka pun membuat berhala besar lain yang dinamakan Lata dan 'Uzza. Kemusyrikan pun semakin merebak, berhala yang lebih kecil bertebaran di setiap tempat di Hijaz.
2. Menyembah Malaikat
Buku Sejarah Kebudayaan Islam terbitan Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan di antara sesembahan bangsa Arab, ada yang menyembah berhala dan menuhankan Malaikat. Mereka menganggap bahwa Malaikat itu adalah putra-putri Tuhan.
3. Menyembah Jin
Jin, ruh leluhur, dan hantu. Bangsa Arab pra-Islam ada yang menganggap jin, ruh, maupun hantu sebagai makhluk yang terhormat.
4. Menyembah Matahari
Sebagaimana disebutkan di awal, bintang yang adalah matahari, bulan dan bintang-bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari menjadi bahan sesembahan masyarakat Arab pra-Islam.
Mereka meyakini bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
Bangsa Arab sebelum Islam juga banyak yang mempercayai takhayul seperti, bila mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor kambing dan sebagainya.
(tya/tey)