Misteri Saudara Kembar Matahari

Kabar Internasional

Misteri Saudara Kembar Matahari

Rachmatunnisa - detikJabar
Minggu, 09 Feb 2025 11:00 WIB
Ilustrasi bumi, bulan, dan matahari di luar angkasa
Ilustrasi bumi, bulan, dan matahari. Foto: Getty Images/photovideostock
Jakarta -

Dua peneliti mengungkap teori baru tentang bagian terluar Tata Surya. Menurut mereka, Matahari mungkin memiliki saudara kembar yang telah lama menghilang. Kedua bintang ini diduga pernah mengorbit bersama dan mengumpulkan puing-puing dari ruang antarbintang, membentuk awan Oort yang misterius di pinggiran Tata Surya.

Saudara kembar Matahari ini tidak dapat diamati secara langsung. Jika memang pernah ada, ia telah terpisah dari orbitnya ribuan tahun lalu dan kini mungkin berada di belahan lain galaksi Bima Sakti. Meski demikian, jejak pengaruhnya masih bisa dilihat di awan Oort, yang merupakan kumpulan komet dan batuan luar angkasa yang mengelilingi Tata Surya.

Awan Oort: Lingkungan Misterius di Ujung Tata Surya

Berbeda dengan planet dan asteroid yang tersusun dalam cakram datar di sekitar Matahari, awan Oort berbentuk bola raksasa yang mengelilingi Tata Surya dari segala arah. Objek-objek di dalamnya berada pada jarak ekstrem, bahkan mencapai 100 ribu kali lebih jauh dari Bumi ke Matahari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu sebenarnya setengah jalan menuju bintang terdekat, Alpha Centauri," ujar Avi Loeb, astrofisikawan dari Harvard University, dikutip dari Live Science, Sabtu (8/2/2025).

Loeb menambahkan bahwa jika setiap bintang memiliki awan Oort, maka mereka akan saling bersentuhan seperti bola biliar di ruang angkasa. Meski awan ini tidak padat, jumlah objek di dalamnya lebih banyak dari yang diperkirakan.

ADVERTISEMENT

"Mungkin sekitar 100 miliar objek individu, sebagian besar berupa batu dan es, berada di sana. Kita tidak dapat melihatnya langsung, tetapi kehadiran komet yang secara berkala masuk ke Tata Surya bagian dalam menjadi bukti keberadaannya," kata Loeb.

Planet 9 dan Misteri Objek di Awan Oort

Beberapa ilmuwan menduga ada benda besar lain di awan Oort, termasuk kemungkinan keberadaan Planet 9-sebuah planet misterius yang massanya diperkirakan 10 kali lebih besar dari Bumi. Namun, hingga kini, Planet 9 belum terdeteksi secara langsung.

Masalah lainnya, awan Oort berbentuk bola, sedangkan planet dan asteroid di Tata Surya bagian dalam terbentuk dari cakram gas dan debu. "Pertanyaannya adalah: Bagaimana itu bisa ada? Pandangan populer adalah bahwa mungkin mereka tersebar dari cakram yang membentuk planet," tutur Loeb.

Beberapa objek memang berasal dari Tata Surya bagian dalam, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan total objek yang ada. Simulasi menunjukkan bahwa seharusnya awan Oort memiliki lebih sedikit objek besar dibandingkan yang teramati saat ini.

"Anda tidak dapat dengan mudah menjelaskan jumlah objek yang besar di awan Oort dengan teori saat ini. Dan jika ada planet besar di sana, itu semakin memperumit masalah," tambahnya.

Teori Saudara Kembar Matahari

Untuk menjawab teka-teki ini, Loeb dan rekannya, Amir Siraj, mengajukan hipotesis bahwa Matahari mungkin pernah memiliki bintang pendamping yang membantu menangkap objek dari luar angkasa.

Sebagian besar bintang terbentuk dalam gugus yang rapat, dan Matahari kemungkinan lahir di lingkungan serupa. Jika saat itu ia memiliki saudara kembar yang mengorbit pada jarak sekitar 1.000 kali jarak Bumi-Matahari, gravitasi gabungan mereka dapat menarik lebih banyak objek dari medium antarbintang, membentuk awan Oort yang lebih padat.

Ketika orbit keduanya terganggu oleh interaksi dengan bintang lain, Matahari dan saudara kembarnya berpisah. Masing-masing tetap dikelilingi oleh awan Oort yang kaya akan objek luar angkasa.

Keunggulan teori ini, menurut Loeb, adalah kemampuannya menjelaskan baik jumlah maupun bentuk awan Oort. "Hal yang indah adalah kita dapat mengujinya," katanya.

Jika hipotesis ini benar, seharusnya ada lebih banyak objek besar di awan Oort, termasuk planet kerdil seperti Pluto dan Ceres. Meski hingga kini belum ditemukan, kurangnya data bukan berarti objek-objek tersebut tidak ada.

Eksplorasi Masa Depan: LSST dan Pencarian Planet 9

Teleskop Large Synoptic Survey Telescope (LSST) yang sedang dibangun di Chili diharapkan dapat memberikan wawasan baru. Dengan kemampuan pemindaian langit yang belum pernah ada sebelumnya, LSST dapat mendeteksi objek redup dan jauh yang mungkin tersembunyi di awan Oort.

Jika teleskop ini menemukan Planet 9 dan populasi planet kerdil lainnya, maka itu akan menjadi bukti kuat bahwa Tata Surya pernah memiliki saudara kembar. Meski bintang kembaran itu kini tak dapat dilacak, jejaknya mungkin masih ada di batas terjauh Tata Surya.

"Di mana pun saudara kembar Matahari berakhir, jika memang ada, kita tidak akan pernah menemukannya lagi," kata Loeb.

Artikel ini telah tayang di detikINET.




(rns/sud)


Hide Ads