Nama Kota Bandung kembali tercoreng dengan kasus pungutan liar (pungli). Kali ini, tiga oknum ojek pangkalan (opang) ditangkap setelah melakukan pungli terhadap rombongan asal Jakarta.
Pungli itu terjadi di wilayah Bojongkoneng, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung dimana rombongan harus membayar uang senilai Rp 100 ribu kepada pelaku yang memaksa 'mengawal' perjalanan rombongan tersebut.
Video terkait pungli yang dialami rombongan itu viral di media sosial. Di lihat detikJabar, rombongan bus tiba-tiba dicegat pelaku yang kemudian memaksa mengawal perjalanan bus yang hendak menuju restoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bis kecil kami mau ke sebuah resto di Bandung, tiba-tiba dicegat, ditawari 'pengawalan'. Udah kami tolak secara halus, tapi tetap 'dikawal' sama mereka," tulis perekam video.
"Sampe lokasi kita tanya berapa? Mereka bilang seikhlasnya aja," sambungnya.
Rombongan saat itu memberi uang kepada pelaku sebesar Rp 50 ribu. Namun pelaku menolak dan menghadang bus yang akan berjalan. Barulah saat diberi Rp 100 ribu, pelaku kemudian menerima dan pergi begitu saja.
"Pas kita tawarin Rp 50 ribu mereka bilang gini 'kalau ada yang kasih Rp 100 ribu ya Rp 100 ribu, kalau Rp 50 ribu kita kan berdua. Pas pulang gak dikasih jalan kalo belum bayar, akhirnya kita coba kasih Rp 50 ribu," ungkapnya.
"Disamperin dong dia gak mau Rp 50 ribu, akhirnya kita kasih Rp 100 ribu. Alhamdulillah dikasih jalan," jelasnya.
Setelah viral, polisi bergerak cepat menindak pelaku pungli. Polsek Cibeunying Kidul akhirnya mengamankan tiga pelaku pungli yang semuanya merupakan oknum opang berinisial AS, T dan A.
"Ada tiga (yang diamankan) dan kami langsung klarifikasi kepada pihak kafenya dan kami menunggu laporan dari pihak yang dirugikan," ujar Kapolsek Cibeunying Kidul Kompol Suparman, Kamis (6/2/2025).
Dia menjelaskan, saat kejadian rombongan hendak menuju kafe di wilayah Bojongkoneng. Namun rombongan tidak berkordinasi dengan pihak kafe dimana hal itu sering dilakukan oleh pengunjung kafe. Kordinasi diperlukan mengingat jalan menuju kafe yang relatif sempit.
"Biasanya kalau pakai bus suka ada koordinasi karena jalan sempit. Kejadian kemarin customer datang tanpa reservasi, biasanya kalau dalam jumlah besar ada reservasi dan kami libatkan ojek setempat untuk mengawal dan sudah biasa," ujar Yunus pengelola kafe.
Sementara para pelaku kemudian meminta maaf dan berjanji tidak bakal mengulangi perbuatannya lagi. "Kami dari opang Bojong Koneng meminta maaf atas kejadian kemarin ada bus yang datang rombongan dari Jakarta, pada Hari Rabu Tanggal 5 Februari ke Kafe Detuik yang viral di medsos," kata AS.
AS juga meminta maaf secara khusus kepada rombongan bus wisata itu. "Saya minta maaf mungkin ada salah komunikasi, sampai viral di medsos. Kami meminta maaf kepada rombongan," katanya.
"Kami meminta maaf kepada warga Kota Bandung, kami minta maaf," tambahnya.
(bba/sud)