Puluhan Warga Pantai Istiqomah Terpaksa Tidur Beralas Pasir

Puluhan Warga Pantai Istiqomah Terpaksa Tidur Beralas Pasir

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 05 Feb 2025 21:31 WIB
Kondisi warga eks Pantai Istiqomah di pengungsian
Kondisi warga eks Pantai Istiqomah di pengungsian (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Malam ini, sebanyak 29 kepala keluarga (KK) atau 87 jiwa, termasuk anak-anak dan lansia dengan kondisi kesehatan rentan, terpaksa tidur di tenda setelah rumah dan tempat usaha mereka di Pantai Istiqomah, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, digusur oleh tim terpadu.

Tenda yang mereka tempati berdiri seadanya. Tanpa alas, tanpa karpet-hanya pasir yang menjadi tempat mereka beristirahat.

"Kami tadinya tidak bisa pasang tenda, tapi akhirnya memaksakan diri. Sekarang sudah berdiri, tapi alasnya hanya pasir kering yang berdebu tidak diberi karpet atau alas, jadi hanya tenda saja. Ada balita dan lansia di sini," kata Heriyanto (45), salah satu warga yang terdampak penggusuran, kepada detikJabar, Rabu (5/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Heriyanto, penggusuran ini seharusnya dilakukan setelah adanya relokasi tempat usaha, sebagaimana yang dijanjikan oleh pihak konsultan dan tim terpadu. Namun, kenyataannya yang mereka terima tidak seperti itu.

"Dulu dijanjikan relokasi usaha dulu baru lahan dieksekusi. Tapi faktanya, kita dipukul rata dengan warga yang memilih uang ganti rugi. Padahal kita butuh tempat usaha dan rumah untuk bertahan hidup," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Warga mengaku memiliki legalitas yang diakui pemerintah desa dan pusat, dengan keberadaan RT, RW, serta Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang selalu ada setiap kali ada pemungutan suara.

"Kami sudah sepakat, akan dieksekusi kalau tempat relokasinya sudah jadi. Sekarang lahan ini malah akan terbengkalai selama setahun, sementara relokasi baru akan dibangun di seberang lahan warga, sekitar satu hektare," kata Heriyanto.

Selain tanpa tempat tinggal, warga juga mengaku sempat mengalami kesulitan mendapatkan tenda untuk mengungsi.

"Saya request tenda dari jam 12 siang, baru sampai jam 5 sore. Mungkin tenda ini dari Jakarta, karena di Kabupaten Sukabumi sepertinya tidak punya tenda pengungsian," keluh Heriyanto.

Ironisnya, dari 87 jiwa yang terdampak, hanya ada satu tenda. Itu pun warga harus memasangnya sendiri tanpa bantuan dari pihak berwenang. Warga juga bingung karena tidak bisa mandi dan memasak, untuk makanpun mereka kebingungan.

"Tidak ada listrik, tidak ada kamar mandi, bingung untuk makan juga dari mana," tutur Heriyanto.

Soal rencana tempat yang akan dijadikan relokasi, pemerintah desa menurut Heriyanto akan menyediakan lahan relokasi di Batu Kenit, perbatasan Desa Cikakak dan Citepus. Namun, tempat itu masih berupa lahan kosong yang belum siap huni.

"Kami diberi lahan baru kemarin pukul 15.00 WIB, mendadak. Tapi kondisinya masih gunung belantara. Mereka baru menurunkan alat berat hingga jam 3 pagi untuk meratakan tanah, dan baru dua lahan yang tersedia. Padahal, kami butuh banyak lahan," ujar Heriyanto.

Warga yang terdampak penggusuran ini bukanlah pendatang baru. Beberapa dari mereka sudah menetap di Pantai Istiqomah selama lebih dari 30 tahun.

"Saya sendiri sudah di sini 15-17 tahun. Ada juga yang tinggal sampai 35 tahun," kata Heriyanto.

(sya/yum)


Hide Ads