Berkenalan dengan Ade Ariani, Pengamen Viral yang Kebanjiran Saweran

Berkenalan dengan Ade Ariani, Pengamen Viral yang Kebanjiran Saweran

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 04 Feb 2025 15:30 WIB
Ade Ariani Pane, pengamen viral di Kota Bandung.
Ade Ariani Pane, pengamen viral di Kota Bandung. (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)
Bandung -

Lima tahun yang lalu, Ade Ariani Pane sepertinya masih belum menyangka keputusannya untuk merantau meninggalkan kampung halaman kini mulai mendapat keberkahan. Setelah menemukan jalan menjadi pengamen jalanan, perempuan berusia 35 tahun tersebut kini beranjak menjadi figur populer di media sosial dan akhirnya tak pernah sepi kebanjiran saweran.

Beberapa waktu lalu, detikJabar sempat berbincang dengan Ade Ariani Pane selepas rehat dari aktivitas mengamen di jalan. Biasanya, perempuan yang tak pernah lepas dari hijabnya itu kerap nongkrong di perempatan kawasan Pasar Simpang Dago, tepat di samping restoran cepat saji di Jalan Siliwangi, Kota Bandung.

Cerita Ade bisa menjadi pengamen jalanan dimulai pada Februari 2020 silam. Sarjana Ilmu Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau itu mengambil keputusan besar untuk merantau dari kampung halamannya di Pekanbaru, lalu terbang ke Bandung dengan rencana awal untuk mencari pekerjaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelum ke Bandung, Ade sempat ke Kendari dulu karena ada acara gitu semingguan. Karena waktu itu mikir di rumah di Pekan baru kan kosong karena umi di Sumatera Utara, ya sudah izin sama umi mau merantau ke Bandung," kata Ade memulai perbincangannya.

Ade memilih Bandung sebagai tempatnya mengadu nasib, karena setiap tahun sejak 2015-2018 kerap memilih kota ini menjadi tujuannya jika libur kuliah telah datang. Kebetulan, seorang teman perempuan Ade dari Pekanbaru saat itu ada yang berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

ADVERTISEMENT

Jadi, jika berlibur ke Bandung, Ade saat itu biasanya menghabiskan waktu nyaris hingga sebulan. Sehingga kemudian, bermodal motor milik teman perempuannya, Ade biasa berkeliling Kota Kembang sekaligus itung-itung untuk menghapalkan rute jalannya.

Ternyata, Bandung membuat Ade menjadi nyaman. Dia kemudian memutuskan kembali ke kota ini untuk mencari pekerjaan, meskipun teman perempuannya sudah balik ke Pekanbaru usai menamatkan perkuliahannya.

"Kalau kata orang mah ya modal nekat lah waktu itu ke Bandung. Soalnya Ade punya prinsip, mending jauh sekalian, sendiri sekalian biar bisa belajar mandiri," kata Ade sembari tak bisa menutupi tawanya ketika mengingat kembali kenangan ini.

Tiba di Bandung, Ade ternyata langsung menemui jalan terjal usai memutuskan pergi merantau. Saat masih berusaha mencari kerja, pandemi COVID-19 justru datang dan membuat aktivitas semua orang kala itu mengalami pembatasan.

"Waktu pertama itu ngekosnya di Gegerkalong, deket pesantrennya Aa Gym karena mau nyari lingkungannya yang baik. Beberapa bulan (sembari mencari kerja) Ade terus ke Cibinong karena ada urusan. Pas di Cibinong itu lah kena Corona dan akhirnya enggak bisa kemana-mana," ucap Ade.

Setelah beberapa bulan menjalani karantina, Ade kemudian memutuskan kembali ke Bandung pada Agustus 2020. Kabar baik kemudian datang ketika Ade mendapat kabar ada tawaran kerja di wilayah Ujungberung.

Sayang, sebelum bisa bekerja, gelombang COVID-19 ternyata kembali melanda. Ade jelas terkena dampaknya karena calon tempat kerjanya itu harus tutup akibat kebijakan pembatasan secara besar-besaran.

Sempat terkatung-katung tak tentu arah, sang ibunda kemudian meminta Ade pulang ke Pekanbaru. Pada 2021, Ade terpaksa menunda salah satu impiannya itu dan pulang dengan tanah hampa ke kampung halaman.

"Jadi karena kondisinya lagi Corona, disuruh pulang sama umi ke Pekanbaru," tuturnya.

Saat di Pekanbaru, Ade ternyata tak mau berlama-lama di sana. Agustus 2021, dia memutuskan kembali ke Bandung karena punya tekad kuat untuk bisa hidup mandiri dan mencari pekerjaan.

Tanggal 9 Agustus 2021, Ade kemudian tiba di Bandung. Tapi karena kondisinya masih pandemi, Ade tak bisa berbuat apa-apa. Sehari setelahnya, dia lalu coba-coba memberanikan diri menemui para pengamen jalanan hingga bisa membukakkan jalannya di tanah rantauan hingga sekarang.

"Waktu itu di Cihampelas. Ade ke sana, ngobrol, Alhamdulillah diterima karena ternyata enggak sebelumnya belum ada penyanyi perempuan yang berjilbab," ungkap Ade.

Di hari pertama 'kerja' sebagai pengamen jalanan, Ade tak lupa untuk menyelipkan lantunan salawatan. Ternyata, ada respons positif yang dia rasakan dari pengendara. Hingga kemudian, perlahan, Ade menjadi pengamen jalanan perempuan yang dikenal tak pernah absen melantunkan salawatan.

"Kebetulan, Ade di Pekanbaru itu pernah jadi tim nasyid. Jadi bawain lagu-lagunya yang religi. Makanya waktu ngamen di sana itu jadi ikon, salawatan di Cihampelas," tuturnya.

"Alhamdulillah, dari saweran kelihatan gitu. Berarti kan ini suka pengendara tuh, suka yang adem-adem, yang berbau salawat," ucapnya menambahkan.

Sembari mengamen, Ade kemudian iseng-iseng menyalakan gawai dan kemudian menyiarkan pekerjaan barunya itu di media sosial, TikTok. Awalnya, dia belum menjadi pusat perhatian sampai kemudian datang suatu hari yang merubah hidup Ade seperti sekarang.

Semuanya bermula ketika mantan Wali Kota Bandung Yana Mulyana datang ke tempat Ade mengamen di Cihampelas. Kemudian, video yang ia unggah di TikTok mendapatkan respons hingga nyaris 2 juta penonton.

Hari demi hari, Ade Ariani Pane makin terkenal di TikTok. Ditambah, ada kebiasaan dari Ade dengan tak pernah absen menyapa para pengendara di jalan, dari mulai pejabat daerah hingga para anggota dewan.

Kebiasaan ini kerap Ade lakukan sepertinya karena ia mampu mengingat plat nomor para kendaraan para pejabat yang melintas di jalan. Sampai kemudian, sesuatu yang tak terduga dialaminya ketika mendapat saweran langsung dari Rury Repvblik hingga Inul Daratista.

"Iya, nyawer. Waktu itu ada Wakapolda Bapak Bariza, Mbak Inul Daratista, Rury Repvblik, anggota dewan. Banyak lah. Itu terus yang nontonya tembus satu jutaan," kenang Ade.

"Terus dari sana, karena barokah salawatm suka menyapa, sama sering bukain jalan buat ambulance. Nah itu ternyata barokahnya. Jadi terkenalnya itu waktu bukain jalan ambulans, yang nonton nyampe 4 juta," tuturnya menambahkan.

Saat ini, Ade begitu menikmati aktivitasnya meski hanya sebagai pengamen jalanan. Kepada detikJabar, ia kemudian tak sungkan membocorkan pendapatannya setelah seharian menghibur para pengendara di jalan.

Dari saweran pengendara, dalam seharian, Ade dan tiga kawannya biasanya bisa mendapat uang hingga Rp 300 ribu. Kemudian dari saweran TikTok, Ade mengatakan pendapatannya bisa mencapai puluhan juta ketika menyiarkan langsung aktivitas mengamennya.

"Cuman Ade itu gini ya, Ade itu tipikal orang yang kalau apa-apa itu lebih mendahulukan umi pertama. Kedua keluarga, ketiga kayak misalnya temen-temen pengamen yang lain. Jadi kalau ada rezeki lebih, pasti mereka dulu sekalian membantu," katanya.

Ade tentunya menjadi contoh bagaimana kerja keras seseorang akhirnya bisa terbayarkan. Mengakhiri perbincangan dengan detikJabar, ia tak canggung untuk membagikan tips untuk siapapun yang sedang berusaha mengejar impiannya.

"Sesuatu itu enggak ada yang instan, harus dari bawah. Kalaupun ada yang instan, itu gak akan bertahan lama, ya nikmati aja prosesnya. Ketika kita sudah berusaha maksimal, pasti Allah akan memberikan jalan," pungkasnya.

(ral/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads