Nama adalah doa dan harapan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Namun, bagaimana apabila nama tersebut tak biasa atau bahkan bernuansa dengan virus. Seperti yang dilakukan Hendi Ken Ken warga Cipaku, Kabupaten Ciamis, yang memberi nama anak perempuannya Covida Keiysa Karantina. Apa alasannya?
Covida Keisya Karantina lahir pada 21 April 2020 secara sesar di rumah sakit dengan berat badan 2,9 kilogram dan tinggi 51 sentimeter. Pada saat Vida, sapaan akrabnya lahir, kondisi pandemi sedang memuncak. Kini Covida Keisya Karantina sudah berusia hampir 5 tahun, tumbuh menjadi anak yang cantik dan periang.
Ditemui di kediamannya, Hendi bercerita, pemberian nama tersebut memang terinspirasi atau disengaja dari kondisi pandemi COVID-19. Nama itu diberikan bukan tanpa alasan, tapi doa sekaligus untuk mengabadikan perjalanan yang dialami saat proses dari kandungan hingga lahir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang sengaja, terinspirasi dari kejadian pandemi COVID-19," ujarnya, Senin (3/2/2025).
Menurut Hendi, ia terpaksa pulang dari pekerjaannya di Bogor ke Ciamis karena terdampak pandemi COVID-19. Pada saat ini, istrinya bernama Ani sedang hamil 37 Minggu. Ketika sampai di Ciamis, Hendi bersama istrinya harus menjalani proses karantina selama 2 minggu. Setelah dua minggu, usia kandungan telah mencapai 38 bulan dan sudah masuk masa melahirkan.
"Waktu dikarantina tidak bisa kemana-mana, setelah selesai karantina 2 minggu baru bisa ke rumah sakit. Pada saat dilahirkan saya memutuskan untuk memberi nama Covida Keisya Karantina," kata Hendi.
Hendi mengaku pada saat memberi nama itu banyak yang menentang dan memprotes. Ada yang khawatir dengan memberi nama virus bakal terjadi sesuatu kepada anaknya. Namun Hendi punya alasan tersendiri di balik pemberian nama tersebut.
"Ya banyak yang protes dan menentang. Bahkan istri saya juga sempat ragu, karena kan nama adalah doa. Tapi setelah saya jelaskan baru paham, bukan iseng-iseng. Ini kan sejarah. Justru dengan nama ini semoga anak saya bisa jadi dokter, di bidang kesehatan. Jadi motivasi," ungkapnya.
Ani, ibunda Covida Keisya Karantina, mengaku awalnya sempat ragu ayahnya memberi nama tersebut. Namun setelah mendapatkan penjelasan akhirnya menerima dengan harapan anak perempuannya menjadi anak yang bisa menjadi anak yang baik dan berguna untuk semua.
"Iya sempat ragu tapi akhirnya ikut juga, semoga menjadi doa. Harapannya Vida bisa jadi dokter," pungkasnya.
(iqk/iqk)